Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Masa Pandemi, CIMB Niaga Tetap Terbitkan Kartu Kredit Baru. Bagaimana Portofolionya?

Direktur Consumer Banking CIMB Niaga Lani Darmawan mengatakan perseroan sama sekali tidak menahan penerbitan kartu kredit sejak awal pandemi. Namun, dengan rata-rata penambahan 25.000 kartu kredit baru setiap bulannya, dia mengakui jumlahnya turun hampir 30% dibandingkan masa sebelum pandemi.
Karyawati beraktivitas di salah satu cabang Bank CIMB Niaga di Jakarta. Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawati beraktivitas di salah satu cabang Bank CIMB Niaga di Jakarta. Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank CIMB Niaga Tbk. menyatakan perseroan tetap menerbitkan kartu kredit baru di tengah pandemi Covid-19. Meskipun, jumlahnya tidak sebanyak kondisi normal.

Direktur Consumer Banking CIMB Niaga Lani Darmawan mengatakan perseroan sama sekali tidak menahan penerbitan kartu kredit sejak awal pandemi. Namun, dengan rata-rata penambahan 25.000 kartu kredit baru setiap bulannya, dia mengakui jumlahnya turun hampir 30% dibandingkan masa sebelum pandemi.

CIMB Niaga, lanjutnya, dalam penerbitan kartu kredit baru tersebut tetap melakukan analisis portofolio nasabah. Penerbitan kartu kredit baru pun tetap dilakukan karena tidak semua masyarakat terdampak langsung pandemi dan masih ada yang tetap bekerja.

Daripada menghentikan penerbitan kartu kredit baru, CIMB Niaga lebih memilih untuk mengubah sejumlah kebijakan menyesuaikan dengan kondisi pandemi.

"Kami merubah policy kredit sesuai dengan situasi dan kondisi sebab banyak masyarakat yang masih tetap bekerja bahkan sebagian lagi ada yang mendapatkan manfaat pos dari pandemi. Jadi analisa kredit sebagai filter yang penting, bukan menghentikan semua," katanya kepada Bisnis, Senin (31/8/2020).

Lani mengakui, meskipun kartu kredit baru tetap diterbitkan, jumlahnya tidak akan mampu mendorong peningkatan pertumbuhan portofolio kredit. Per Juli 2020, pertumbuhan penerbitan kartu kredit CIMB Niaga adalah 4% dengan penyaluran portofolio kredit dalam mata uang rupiah yang terkoreksi hingga 1,8%.

Menurutnya, pertumbuhan portofolio kartu kredit tidak akan mampu tumbuh selama sektor pariwisata maupun pendukungnya belum beroperasi normal. Pasalnya, sektor pariwisata dan pendukungnya memberi size yang cukup besar dalam pertumbuhan portofolio kredit.

"Saya rasa sampai akhir tahun dengan keadaan pariwisata masih jelek seperti ini tidak akan ada pertumbuhan. Saat ini kami masih lebih baik dari market," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper