Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Digitalisasi Ekonomi, Perbankan Ambil Porsi Paling Penting

Kepala Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran BI Filianingsih Hendarta mengatakan, sebagai pemain besar di pasar keuangan, perbankan perlu melakukan transformasi untuk mendukung digitalisasi sistem keuangan.
Ilustrasi Bank/Istimewa
Ilustrasi Bank/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA -- Industri perbankan mengambil peran penting dalam digitalisasi keuangan karena menguasai hampir 85% transaksi di pasar keuangan.

Kepala Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran BI Filianingsih Hendarta mengatakan, sebagai pemain besar di pasar keuangan, perbankan perlu melakukan transformasi untuk mendukung digitalisasi sistem keuangan. Perbankan pun dapat melakukan interlink dengan financial technology untuk mendorong digitalisasi tersebut.

Menurutnya, digitalisasi keuangan ini akan mempermudah bank dalam menganalisis data nasabah. Lewat digitalisasi ini, Bank Indonesia dapat memotret semua sistem pembayaran, sekaligus melakukan analisis dan memberikan data tersebut ke industri sebagai bahan credit scoring.

Potensi untuk melakukan digitalisasi keuangan juga terbuka lebar karena besarnya penetrasi intenet di Indonesia. Selain itu, Indonesia juga memiliki 63 juta UMKM dengan sebanyak 91,3% di antaranya masih unbankable sehingga dapat menjadi modal utama menuju digitalisasi.

"Perbankan is the big guy pasar keuangan, 85% pasar keuangan didominasi perbankan sehingga industri tersebut adalah pemain besar dan merupakan ujung dalam digitalisasi," katanya, Kamis (3/9/2020).

Adanya pandemi Covid-19, kata Filianingsih, juga mendorong digitalisasi semakin berkembang dengan cepat. Setidaknya, pada kuartal II/2020 pertumbuhan transaksi e-commerce tumbuh 39% dibandingkan kuartal I/2020 (quarter to quarter/qtq) menjadi 383,5 juta. Hanya saja, peningkatan pertumbuhan transaksi e-commerce ini tidak diikuti dengan sales yang menurun 4,4% (qtq) pada kuartal II/2020.

Sales yang menurun di tengah volume yang meningkat karena daya beli masyarakat yang memang belum pulih. Sementara itu, digital banking juga mengalami pertumbuhan volume pada kuartal II/2020 sebesar 6,26% QtQ menjadi 1.137 juta dengan nominal yang menurun 8,29% (qtq) menjadi Rp6.143 triliun.

"Digital banking volumenya meningkat, dulu yang banyak melakukan transaksi adalah korporasi, sekarang yang banyak adalah individu yang melakukan itu," katanya.

Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan peran digital meningkat pesat selama 10 tahun terakhir dalam transaksi keuangan. Saat ini perbankan dihadapkan dengan dilema pengembangan digitalisasi karena karakteristik nasabah yang beragam. Pasalnya, tidak semua nasabah melek teknologi sehingga akan menyulitkan bank untuk pengembangan digital yang memang perlu menyesuaikan dengan semua kondisi nasabah.

"Nasabah kita variatif sekali, dari milenial hingga banyak juga senior milenial yang tidak mau banyak perubahan. Kenapa kita punya aplikasi mobile banking yang inovatif dan internet banking yakni Klik BCA yang kok jadul amat? Karena  ada nasabah lain yang tidak mau perubahan. Itulah yang harus kita hadapi," katanya.

Meskipun demikian, diakuinya, adanya pandemi Covid-19 telah mempercepat layanan penetrasi layanan digitalBCA. Komposisi jumlah transaksi dengan mobile dan internet banking mencapai 81,1% dari total transaksi pada semester I/2020. Bahkan, komposisi nilai transaksi di mobile dan internet banking mencapai 47,4% atau telah melewati layanan di cabang yang sebesar 45,3%.

Lebih lanjut Jahja mengatakan komposisi nilai transaksi di internet banking jauh lebih besar daripada mobile banking karena limit transaksi yang bisa lebih dari Rp100 juta per hari.

"Ini gambaran  dalam dunia nyata, kalau perbankan mau berikan kenyamanan bukan hanya digital yang canggih tetapi juga tetap berikan kenyamanan pada nasabah existing yang belum mau cepat berubah," sebutnya.

Sementar itu, Wakil Direktur Utama Bank Mandiri Hery Gunardi mengatakan digital habit telah mendorong pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia. Hal itu ditandai dengan pertumbuhan jumlah transaksi pembayaran digital menggunakan electric money secara industri yang menyentuh 403 juta transaksi pada kuartal kedua 2020. Realisasi tersebut mendekati transaksi menggunakan debit dan credit card yang sebanyak 606 juta transaksi per kuartal II/2020.

Di Bank Mandiri, per hari ada delapan juta transaksi keuangan dengan hampir 96% komposisinya dilakukan melalui digital dan hanya 4% di cabang. "Kami harus digitalisasi internal platform, kita juga kami melakukan modernisasi digital channel, ini penting untuk meningkatkan customer experience," sebutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper