Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpapar Langsung Pandemi dan Disrupsi, Ini 5 Tantangan Besar Bagi BPR

Deputi Komisioner OJK Institute dan Keuangan Digital OJK Sukarela Batunanggar mengatakan BPR adalah kelompok bank yang terpapar langsung oleh disrupsi teknologi dan tekanan ekonomi tahun ini.
Karyawan berada di dekat logo Otoritas Jasa Keuangan di Jakarta, Jumat (17/1/2020). Bisnis/Abdullah Azzam
Karyawan berada di dekat logo Otoritas Jasa Keuangan di Jakarta, Jumat (17/1/2020). Bisnis/Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berharap kelompok bank perkreditan rakyat dapat tetap terus berkembang di tengah disrupsi dan tekanan ekonomi pada masa pandemi tahun ini.

Deputi Komisioner OJK Institute dan Keuangan Digital OJK Sukarela Batunanggar mengatakan bank perkreditan rakyat (BPR) adalah kelompok bank yang terpapar langsung oleh disrupsi teknologi dan tekanan ekonomi tahun ini.

Meski tren kinerja masih tampak lebih baik dari bank umum, tetapi upaya pengembangan diri tetap harus menjadi prioritas tahun ini. "Banyak tantangan yang harus diselesaikan oleh BPR. Upaya pengembangan yang berkelanjutan harus tetap menjadi prioritas," katanya dalam webminar OJK, Selasa (8/9/2020).

Lebih lanjut, Sukarela mengungkapkan ada lima tantangan yang harus menjadi perhatian tahun ini bagi BPR.

Pertama, permodalan kecil dan skala usaha yang kecil. Aspek permodalan harus tetap menjadi prioritas. Pemegang saham pun harus paham bahwa investasi pada institusi keuangan bersifat capital intensif, dan tidak boleh hanya mengejar laba bersih tanpa memberikan ruang pengembangan bagi banknya.

Kedua, infrastruktur dan sumber daya manusia yang terbatas. BPR harus mampu ikut bersaing dalam perekrutan kaum muda berbakat untuk dapat terus menjaga kesinambungan bisnisnya, khususnya kaum muda yang lebih dominan akan membuat implementasi digital dalam BPR akan lebih cepat.

Ketiga, kompetisi dengan teknologi finansial dan bank umum yang tinggi. Dia berharap BPR harus paham dalam menentukan strategi untuk berkompetisi atau berkolaborasi.

Pasalnya, kedua strategi tersebut memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. BPR harus mamapu memilih strategi yang paling baik guna memaksimalkan pengembangan bisnisnya.

Keempat, keterbatasan produk. BPR mendapat tantangan yang semakin berat dengan perkembangan teknologi, yang bahkan membuat masyarakat dapat memberikan pinjaman, yakni dengan konsep peer to peer lending. Oleh karena itu, BPR perlu mencari langkah inovatif untuk dapat menangkal persoalan kurangnya produk yang dimiliki.

Terakhir, peningkatan tata kelola. Bukan hanya pada compliance, BPR juga diharap mampu menyadari keberadaannya juga merupakan stimulan bagi pengembangan ekonomi di daerah operasionalnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : M. Richard
Editor : Ropesta Sitorus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper