Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Modal Bank Syariah Menebal, Optimalisasi di Masa Pandemi jadi Tantangan

Berdasarkan data OJK, rasio kecukupan modal perbankan syariah pada akhir Juni berada pada level 21,20 persen, naik dari periode yang sama pada tahun lalu sebesar 19,56 persen.
Ilustrasi
Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA - Rasio permodalan bank syariah di tengah masa pandemi berada dalam level yang cukup kuat. Namun, optimalisasi tetap menjadi pekerja rumah lanjutan.

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) perbankan syariah pada akhir semester pertama tahun ini berada pada angka 21,20 persen, naik dari periode yang sama pada tahun lalu, yang sebesar 19,56 persen.

Beberapa bank syariah yang mendapat suntikan modal adalah PT Bank BCA Syariah dan PT Bank BNI Syariah. Untuk BCA Syariah, perseroan akan mendapat penambahan modal anorganik setelah penggabungan dengan PT Bank Rabobank International Indonesia rampung.

Senior Faculty LPPI Amin Nurdin menyebutkan para pemilik bank syariah cukup kosisten dalam pengembangan sehingga tidak buru-buru mengambil dividen.

Pada tahun ini meski pertumbuhan moderat, kualitas pembiayaan bank syariah tergolong baik sehingga mendongkrak rasio kecukupan modal.

"Belum lagi beberapa bank juga terlihat cukup konsisten memperkuat anak usaha syariahnya. Namun, optimalisasi modal ini masih akan menjadi upaya yang cukup menantang, terutama pada masa pandemi tahun ini," katanya, Selasa (8/9/2020).

Di samping itu, Amin melanjutkan ada kecenderungan bank-bank BUMN untuk menyuntikkan kembali modal ke bank syariah.

Menurutnya, hal ini dilakukan untuk memperkuat posisi kepemilikan setelah merger, sekaligus antisipasi peningkatan pencadangan.

"Ada kekhwatiran salah satu bank syariah memiliki kualitas pembiayaan yang rendah, sehingga dibutuhkan modal yang cukup untuk mengatisipasi pencadangan," jelasnya.

Corporate Secretary Bank BNI Syariah Bambang Sutrisno mengatakan industri perbankan memiliki kharakteristik selalu menambah modal untuk mengembangkan usaha.

Perseroan pun menyadari hal tersebut sehingga membutuhkan perencanaan yang matang dalam menjaga kecukupan modalnya. BNI Syariah telah mendapat suntikan modal senilai Rp255 miliar pada tahun ini.

Modal Bank Syariah Menebal, Optimalisasi di Masa Pandemi jadi Tantangan

Karyawan bank syariah melayani nasabah/Istimewa

"Penambahan modal dari BNI masih mencukupi untuk mendukung ekspansi usaha dalam satu ke depan. Untuk selanjutnya akan dicari strategi permodalan yang lebih efisien dan mendukung perusahaan menjadi lebih baik," ujarnya.

Bambang melanjutkan perseroan akan tetap melakukan ekspansi kinerja selama masa padami tahun ini. Anak usaha BNI ini akan berupaya untuk dapat mencetak laba yang optimal dengan modal yang telah dipupuk kuat ke posisi 20,66 persen.

Direktur BCA Syariah Rickyadi Widjaja mengatakan modal yang terpupuk sejauh ini sudah jauh lebih dari cukup untuk menangkal semua risiko dan kebutuhan ekspansi.

Dia menyebutkan perseroan hanya perlu menunggu momentum perbaikan ekonomi untuk dapat meningkatkan kembali kinerja.

"Kalau untuk modal, kami sudah sangat cukup sekali, lebih tinggi di atas rata-rata industri [yakni 38,45 persen]," katanya.

Pada tahun ini, Ricky melanjutkan quality and sustainable growth akan tetap menjadi fokus utama. BCA Syariah masih tetap fokus pada pembiayaan berkualitas sambil meningkatkan efisiensi dari sisi dana dan beban operasional.

Perseroan juga terus mengembangkan infrastruktur di bidang teknologi dan membangun kanal-kanal e-channels.

Sementara itu, Corporate Secretary PT Bank Syariah Mandiri Ahmad Reza mengatakan perseroan masih akan memanfaatkan modal yang sudah cukup kuat tahun ini tanpa adanya penyuntikan baru dari pemegang saham.

"Planning tahun ini, masih belum ke arah itu [penambahan modal anorganik]," katanya.

Namun, dia menyebutkan perseroan tengah mempersiapkan modal yang cukup untuk implementasi qanun di Aceh serta merger bank-bank syariah milik Himpunan Bank Milik Negara (Himbara). "Pemerintah sangat serius untuk rencana ini," imbuhnya.

Corporate Secretary PT Bank BRI Syariah Tbk. Mulyatno Rachmanto pun mengatakan belum ada rencana penyuntikan modal dari pemegang saham untuk tahun ini.

Adapun, rasio kecukupan modal emiten berkode BRIS pada paruh pertama tahun ini adalah 23,73 persen. Meski turun dari periode sama tahun lalu 26 persen, tetapi masih lebih tinggi dari rata-rata industri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : M. Richard
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper