Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Aset Perbankan Syariah Melambat, Diversifikasi Produk jadi Kunci

Apabila dibandingkan dengan total aset keuangan syariah, market share perbankan syariah hanya sebesar 36,67 persen atau lebih rendah dari pasar modal syariah yang sebesar 56,14 persen.
Pelayanan di salah satu bank syariah./Ilustrasi-Bisnis
Pelayanan di salah satu bank syariah./Ilustrasi-Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA -- Aset perbankan syariah mengalami perlambatan pada 2019 dengan tumbuh hanya sebesar 9,93 persen.

Pada tahun sebelumnya, pertumbuhan aset bank syariah masih berada dalam level dua digit, di kisaran 10 persen. Apabila dibandingkan dengan total aset keuangan syariah, market share perbankan syariah hanya sebesar 36,67 persen atau lebih rendah dari pasar modal syariah yang sebesar 56,14 persen. Sementara, industri keuangan non-bank (IKNB) Syariah memiliki pangsa pasar sebesar 7,19 persen.

Dalam laporan perkembangan keuangan syariah 2019, OJK menilai perbankan syariah ditantang untuk lebih mendiversifikasi produknya.

"Bank syariah diharapkan mampu membangun image di mata konsumen dengan keunikan yang dimilikinya sehingga dapat meningkatkan loyalitas konsumen," demikian tulis laporan tersebut, seperti dikutip Bisnis pada Kamis (10/9/2020).

Meskipun share aset masih rendah, tetapi ketahanan perbankan syariah terlihat semakin solid. Hal ini tercermin dari meningkatnya rasio kecukupan modal atau capital adequecy ratio (CAR) bank umum syariah (BUS) sebesar 20 basis poin (BPS) pada 2019 dibandingkan dengan tahun sebelumnya (year on year/YoY) menjadi 20,59 persen.

Sementara itu, fungsi intermediasi perbankan syariah juga berjalan dengan baik dengan pembiayaan yang disalurkan (PYD) dan dana pihak ketiga (DPK) masing-masing tumbuh 10,89 persen YoY dan 11,94 persen YoY per 2019.

Total aset, PYD, dan DPK perbankan syariah masing-masing mencapai Rp538,32 triliun, Rp365,13 triliun, dan RP425,29 triliun.

Likuiditas perbankan syariah juga memadai yang ditunjukkan oleh rasio financing to deposit ratio (FDR) yang terjaga pada kisaran 80 persen sampai 90 persen. Risiko kredit perbankan syariah menunjukkan kenaikan rasio pembiayaan bermasalah atau nonperforming financing (NPF) gross sebesar 26 bps menjadi 3,11 persen.

Rata-rata harian Rasio Aset Likuid terhadap Non-Core Deposit (AL/NCD) selalu berada di atas treshold 50 persen yaitu sebesar 116,64 persen.

Rata-rata rasio Rasio Aset Likuid terhadap DPK (AL/DPK) juga berada di atas ambang batas 10 persen, yaitu 22,33 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper