Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bunga Deposito Turun, Nasabah Pilih Simpan Dana di BPR dan Instrumen Lain?

Penurunan suku bunga deposito, lanjutnya, tidak dapat terhindarkan seiring dengan penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia sejak bulan Maret.
Karyawati menunjukan Uang Rupiah dan Dollar AS di salah satu kantor cabang Bank BNI di Jakarta, Kamis (3/9/2020).  Bisnis/Himawan L Nugraha
Karyawati menunjukan Uang Rupiah dan Dollar AS di salah satu kantor cabang Bank BNI di Jakarta, Kamis (3/9/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - Penurunan suku bunga deposito di bank umum akan terus berlanjut. Namun, kondisi ini tidak akan mempengaruhi deposan untuk memindahkan dana ke BPR maupun mencari instrumen investasi lain.

Ekonom PT Bank Permata Tbk. Josua Pardede mengatakan perbankan masih akan melanjutkan tren penurunan suku bunga seiring dengan masih solidnya likuiditas. Di tengah pandemi Covid-19, dana pihak ketiga (DPK) perbankan masih bertumbuh dengan naik 8,53% per Juli 2020. Pertumbuhan tersebut bahkan lebih tinggi dari posisi Juli 2019 yang sebesar 8,04%.

Penurunan suku bunga deposito, lanjutnya, tidak dapat terhindarkan seiring dengan penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia sejak bulan Maret.

Menurutnya, penurunan suku bunga tersebut diperkirakan juga akan mendorong suku bunga kredit semakin rendah ke depannya. Tercatat, rata-rata suku bunga deposito sudah mengalami penurunan sebanyak 36 basis poin (bps) diikuti oleh penurunan rata-rata suku bunga kredit sebanyak 40 bps selama Juli 2020 dibandingkan Maret 2020.

"Penurunan suku bunga deposito oleh berbagai bank, diperkirakan juga akan diikuti oleh penurunan suku bunga kredit juga. Hal ini ke depannya diharapkan akan menstimulasi permintaan kredit, sehingga perekonomian akan kembali berjalan," katanya kepada Bisnis, belum lama ini.

Josua memaparkan, tidak hanya dari sisi pertumbuhan kredit, penurunan suku bunga deposito juga didasarkan oleh insentif bank untuk mengurangi biaya bunga. Memasuki masa pandemi pada Maret 2020, tercatat Net Interest Income (NII) perbankan cenderung tergerus dan menyebabkan penurunan Net Interest Margin (NIM) dari perbankan.

Sejak bulan Februari hingga Juni, tercatat NIM sudah mengalami penurunan sebesar 34bps menjadi 4,46%. "Dengan kedua alasan tersebut, diperkirakan ke depannya perbankan masih akan cenderung menurunkan suku bunga depositonya," sebutnya.

Meskipun demikian, deposan yang saat ini menempatkan dananya ke bank nasional diperkirakan belum akan memindahkan deposito ke BPR. Hal tersebut mempertimbangkan kepercayaan deposan secara umum kepada bank umum cenderung lebih baik mempertimbangkan fasilitas mobile atau internet banking yang ditawarkan oleh bank umum.

"Dari sisi infrastruktur sistem [bank umum] lebih siap dibandingkan BPR sekalipun BPR menawarkan suku bunga yang lebih tinggi," katanya.

Senada, Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Piter Abdullah juga menilai penurunan suku bunga deposito di bank umum tidak lantas akan membuat deposan memindahkan dananya ke BPR. Sebagian besar nasabah dinilai akan menerima penurunan suku bunga deposito yang dilakukan oleh bank umum.

"Mereka yang mengharapkan suku bunga tinggi bisa jadi berpindah ke BPR atau bank kecil lainnya, tetapi mereka tentu harus menimbang risikonya," katanya.

Piter pun menilai suku bunga deposito akan terus turun mengikuti penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia. Namun, penurunan suku bunga kredit akan lebih lambat. Kondisi ini tetap akan membuat perolehan NIM meningkat.

"Kalau suku bunga deposito turun, suku bunga kredit bertahan, maka NIM Akan melebar, kecenderungannya NIM Akan meningkat," katanya.

Di tengah penurunan suku bunga deposito, lanjut Piter, biasanya instrumen berpendapatan tetap seperti Surat Berharga Negara (SBN) akan lebih menarik. Instrumen investasi lainnya juga dapat dipilih masyrakat menyesuiakan dengan risiko yang kemungkinan di dapat.

"Instrumen investasi intinya menawarkan high return dengan high risk, masyarakat tinggal memilih yang mana dia cocok," sebutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper