Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Resesi Mengancam, Gubernur BI Berkukuh Tahan Suku Bunga 4 Persen

Keputusan ini konsisten dengan perlunya menjaga stabilitas eksternal, di tengah inflasi yang diprakirakan tetap rendah.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memberikan keterangan melalui streaming di Jakarta, Rabu (29/4/2020). Dok. Bank Indonesia
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memberikan keterangan melalui streaming di Jakarta, Rabu (29/4/2020). Dok. Bank Indonesia

Bisnis.com, JAKARTA - Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 16-17 September 2020 memutuskan untuk mempertahankan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 4 persen.

Adapun, rapat juga memutuskan suku bunga deposit facility sebesar 3,25 persen, dan suku bunga lending facility sebesar 4,75 persen.

"Keputusan ini mempertimbangkan perlunya menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah, di tengah inflasi yang diprakirakan tetap rendah," tegas Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, Kamis (17/9/2020).

Dia menambahkan untuk mendorong pemulihan ekonomi dari dampak covid, BI menekankan pada jalur kuantitas melalui penyediaan likuiditas termasuk dukungan BI ke permerintah dalam mempercepat realisasi APBN.

Kebijakan suku bunga yang diumumkan, Kamis (17/9/2020), sesuai dengan konsensus dari ekonom.

Mayoritas ekonom memprediksi Bank Indonesia (BI) menahan suku bunga acuan pada rapat dewan gubernur bulan ini.  Menurut ekonom, volatilitas rupiah dan tekanan keluar arus modal asing menjadi pertimbangan bank sentral dalam kebijakan penentuan suku bunga.

Dari paparan hasil RDG September, BI menilai pelemahan rupiah dipengaruhi masih tingginya ketidakpastian pasar keuangan.

"Ke depan BI melihat rupiah berpotensi kembali menguat," ujar Perry. Hal ini didukung oleh beberapa faktor a.l. nilainya yang masih undervalued, inflasi yang rendah, defisit transaksi berjalan rendah dan daya tarik aset dalam negeri.

Bank Indonesia melihat empat faktor yang akan mendukung prospek pemulihan ekonomi Tanah Air.

Pertama, mobilitas masyarakat sejalan dengan protokol Covid-19 di sejumlah daerah. Kedua, kecepatan realisasi anggaran di pemerintah pusat dan daereah. Ketiga, kemajuan restrukturiasi kredit. Keempat, akselerasi ekonomi keuangan digital.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper