Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Tips Investasi di Masa Pandemi ala Selebriti Adrian Maulana

Adrian mengatakan dalam kondisi saat ini, pergerakan pasar modal berada dalam volatilitas tinggi karena ketidakpastian yang membelenggu prospek pertumbuhan ekonomi baik domestik maupun global.
 Adrian Maulana Djambek  (berpeci). JIBI/Bisnis/Akbar Evandio
Adrian Maulana Djambek (berpeci). JIBI/Bisnis/Akbar Evandio

Bisnis.com, JAKARTA – Praktisi investasi sekaligus selebritas Adrian Maulana membagikan tips untuk meminimalisasi dampak pandemi Covid-19 terhadap portofolio investasi. Diversifikasi portofolio dinilai menjadi salah satu strategi paling penting.

Dia mengatakan bahwa dalam kondisi saat ini, pergerakan pasar modal berada dalam volatilitas tinggi. Hal ini tak lain disebabkan oleh tingginya ketidakpastian yang membelenggu prospek pertumbuhan ekonomi baik domestik maupun global.

“Untuk diversifikasi, banyak instrumen investasi yang sepatutnya dimanfaatkan mulai dari emas, saham, sukuk hingga reksadana, yang masing-masing tentunya punya kekurangan kelebihan," ujarnya dalam Webinar bertajuk Bagaimana Mengelola Investasi Pribadi di Tengah Pandemi, beberapa waktu lalu.

Dalam webinar yang diselenggarakan PT Tugu Reasuransi Indonesia (Tugure) tersebut, dia mengatakan bahwa pandemi Covid-19 telah membuat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II/2020 berada dalam teritori negatif, alias minus 5,32 persen.

Kondisi ini tak akan cepat-cepat pergi dari Indonesia dengan melihat perkembangan ekonomi pada kuartal III/2020. Menteri Keuangan Sri Mulyani bahkan telah merevisi turun proyeksi ekonomi tahun ini dari rentang -0,2 persen—1,1 persen, menjadi 0,6 persen—1,7 persen.

Meskipun demikian, Adrian menilai tak selalu pandemi dan kondisi suram ekonomi menjadi faktor tunggal yang menentukan kinerja emiten di pasar modal. Menurutnya, ada juga saham-saham yang justru makin moncer karena pandemi, seperti emiten teknologi, farmasi, dan pangan.

“Meskipun demikian, logam mulia atau emas masih menjadi primadona karena sangat likuid,” tambahnya.

Sementara itu, Pengamat Asuransi & Komisaris Independen Tugure Firdaus Djaelani menambahkan bahwa investasi merupakan instrumen yang memiliki potensi keuntungan dan juga risiko. Tiap-tiap instrumen memiliki kelebihan dan kekurangan serta tingkat risiko berbeda.

“Yang perlu diingat adalah jika suatu instrumen investasi menawarkan return yang tinggi, maka risiko rugi atau tidak balik modalnya tinggi,” tukasnya.

Saham merupakan salah satu instrumen investasi paling menarik, terlebih dalam dinamika pasar saat ini yang menjajikan pergerakan lebih atraktif. Namun, sejalan dengan potensi keuntungan itu, saham juga merupakan instrumen yang berisiko cukup tinggi dibandingkan instrumen lain, seperti deposito.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ropesta Sitorus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper