Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Aset Perbankan Syariah Tetap Bertumbuh di Tengah Pandemi

Hingga Juni 2020, aset perbankan syariah Indonesia telah mencapai Rp545,39 triliun atau tumbuh 9,22% secara yoy. Adapun, pembiayaan yang telah disalurkan perbankan syariah tumbuh 10,13% menjadi Rp377,53 triliun, sedangkan DPK tumbuh 8,99% menjadi Rp430,21 triliun
Ilustrasi - Karyawan melayani nasabah saat transaksi di Kantor Cabang Mandiri Syariah Thamrin, Jakarta, Senin (25/2/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam
Ilustrasi - Karyawan melayani nasabah saat transaksi di Kantor Cabang Mandiri Syariah Thamrin, Jakarta, Senin (25/2/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA - Di tengah pandemi Covid-19, perbankan syariah Indonesia terus menunjukan perkembangan yang positif. Kondisi ini tercermin dari aset, pembiayaan yang disalurkan dan dana pihak ketiga yang terus bertumbuh.

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), hingga Juni 2020, aset perbankan syariah Indonesia telah mencapai Rp545,39 triliun atau tumbuh 9,22% secara year on year (yoy). Adapun, pembiayaan yang telah disalurkan perbankan syariah tumbuh 10,13% menjadi Rp377,53 triliun, sedangkan DPK tumbuh 8,99% menjadi Rp430,21 triliun.

Market share bank syariah saat ini 6,18%, sedangkan sisanya bank konvensional. Di industri perbankan syariah, bank umum syariah memiliki market share 65,33%, sedangkan unit usaha syariah 32,17% dan bank pembiayaan rakyat syariah 2,50%.

Bank umum syariah memang menjadi penyumbang terbesar di industri perbankan syariah, baik secara total aset perbankan syariah, pembiayaan yang disalurkan, maupun DPK. Total aset bank umum syariah mencapai Rp356,33 triliun. Adapun, pembiayaan yang telah disalurkan mencapai Rp232,86 triliun. Selanjutnya, DPK mencapai Rp293,37 triliun.

Posisi berikutnya ditempati unit usaha syariah dengan total aset Rp175,45 triliun, pembiayaan yang disalurkan Rp134,16 triliun, dan DPK Rp127,95 triliun. Selanjutnya, bank pembiayaan rakyat syariah memiliki total aset Rp13,61 triliun. Adapun, pembiayaan yang disalurkan mencapai Rp10,50 triliun dan DPK Rp8,89 triliun.

Pembiayaan yang disalurkan perbankan syariah menyasar jumlah rekening 5,68 juta. Pembiayaan disalurkan paling banyak untuk konsumsi 45,02%, selanjutnya modal kerja 31,60%, dan investasi 23,38%. Secara sektor, paling banyak di sektor rumah tangga mencapai 39,07%, diikuti perdagangan besar dan eceran 10,28%, konstruksi 8,98%, industri pengolahan 7,37%, dan perantara keuangan 4,92%.

Adapun, DPK dengan jumlah rekening 33,77 juta, paling banyak penempatannya di instrumen deposito yakni 53,30%, diikuti tabungan 31,93%, dan giro 14,77%.

Lebih lanjut, nilai aset terbesar perbankan syariah paling besar berada di DKI Jakarta sebesar 55,07%, berikutnya Jawa Barat 8,71%, diikuti Nanggroe Aceh Darussalam 5,86% dan Jawa Timur 5,72%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Azizah Nur Alfi
Editor : Ropesta Sitorus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper