Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kesulitan Keuangan, Alasan Bank Banten (BEKS) Lakukan Injeksi Modal

Dalam keterbukaan informasinya di Bursa Efek Indonesia pada Jumat (25/9/2020), emiten berkode BEKS ini perseroan butuh perbaikan posisi keuangan.
Gedung Bank Banten/bankbanten.co.id
Gedung Bank Banten/bankbanten.co.id

Bisnis.com, JAKARTA -- PT Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk. (BEKS) mengakui bahwa reverse stock dibutuhkan karena perseroan dalam posisi financial distress atau kesulitan keuangan sehingga membutuhkan injeksi modal.

Dalam keterbukaan informasinya di Bursa Efek Indonesia pada Jumat (25/9/2020), emiten berkode BEKS ini perseroan butuh untuk memperbaiki posisi keuangan.

"Berdasarkan analisis latar belakang sebelumnya terkait faktor-faktor yang melandasi aksi korporasi, dapat disimpulkan bahwa reverse stock dibutuhkan karena perusahaan dalam posisi financial distress sehingga dibutuhkannya injeksi modal," kata manajemen dalam keterbukaan informasi tersebut.

Manajemen melanjutkan aksi penerbitan saham baru atau rights issue tidak akan terealisasi tanpa adanya reverse stock dikarenakan adanya persepsi investor yang menilai harga saham perseroan diperdagangkan pada harga yang premium.

Adapun, menajemen memaparkan korelasi permodalan dan kinerja perseroan adalah pasca akuisisi, yakni BEKS telah mengoptimalkan ketersediaan modal untuk melaksanakan fungsi intermediasinya sehingga mampu menekan kerugian rata-rata dibandingkan dengan posisi sebelum dilakukannya akuisisi.

Namun, sehubungan dengan belum terpenuhinya skala ekonomi untuk dapat mencapai titik impas secara operasional, maka permodalan yang ada terus tergerus seiring dengan pembukuan kerugian bank.

"Oleh karena itu, tambahan/injeksi permodalan dibutuhkan untuk ekspansi usaha dan mencapai skala ekonomi yang diharapkan untuk bisa membukukan laba operasional," demikian penjelasan dari manajemen Bank Banten.

Adapun, perseroan meminta dukungan pemegang saham untuk melakukan reverse stock sebagai syarat minimum harga pelaksanaan Penambahan Modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD).

Bank Banten akan menerbitkan sebanyak 60,82 miliar lembar saham seri C melalui mekanisme PMHMETD dengan nominal Rp50 per lembar. Nominal tersebut setara 90,46 persen dari jumlah saham yang ditempatkan dan disetor penuh dalam Perseroan.

Bank Banten akan mengajukan persetujuan terlebih dahulu mengenai rencana reverse stock ini kepada RUPSLB yang akan digelar pada 2 Oktober 2020. Nantinya, akan dilakukan penggabungan nilai nominal saham Perseroan dengan rasio setiap 10 saham lama menjadi 1 saham dengan nilai nominal baru.

Dengan reverse stock tersebut, nilai nominal saham seri A yang semula Rp100 dapat menjadi Rp1.000 per lembar dan saham seri B yang semulai Rp18 dapat menjadi Rp180 per lembar.

Pelaksanaan penggabungan nilai nominal saham tersebut akan mengakibatkan kepemilikan saham dalam bentuk pecahan atau kurang dari 1 saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : M. Richard
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper