Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pengaruh Restrukturisasi Kredit, Kinerja Pembiayaan Produktif MTF Masih Terkoreksi

Total portofolio perseroan saat ini berkisar Rp43 triliun. Dari jumlah tersebut, 32,56 persen di antaranya atau sekitar Rp14 triliun merupakan portofolio restrukturisasi kredit. Besarnya porsi restrukturisasi membuat kinerja pembiayaan produktif terkoreksi.
Karyawan melayani nasabah di Kantor Mandiri Tunas Finance, Jakarta, Jumat (25/9/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan melayani nasabah di Kantor Mandiri Tunas Finance, Jakarta, Jumat (25/9/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — Kinerja pembiayaan alat berat dan kendaraan produktif masih terkoreksi seiring banyaknya debitur yang mengajukan restrukturisasi kredit. Kendati demikian, sinyal positif mulai muncul seiring berjalannya aktivitas bisnis secara perlahan.

Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Sales dan Distribusi PT Mandiri Tunas Finance (MTF) Harjanto Tjitohardjojo kepada Bisnis, Minggu (27/9/2020). Menurutnya, gejolak perekonomian akibat pandemi virus Corona memengaruhi seluruh lini bisnis pembiayaan, khususnya pembiayaan produktif.

Harjanto menjelaskan bahwa total portofolio perseroan saat ini berkisar Rp43 triliun. Dari jumlah tersebut, 32,56 persen di antaranya atau sekitar Rp14 triliun merupakan portofolio dari debitur yang mengajukan restrukturisasi kredit.

"Total pengajuan restrukturisasi kredit itu sekitar 32 persen dari portofolio MTF, dan dari 32 persen tersebut sebagian besar memang yang [pembiayaan] produktif," ujar Harjanto kepada Bisnis.

Dia menjelaskan bahwa porsi portofolio dengan restrukturisasi yang cukup besar membuat kinerja pembiayaan produktif masih terkoreksi. Pembiayaan itu di antaranya mencakup alat berat serta kendaraan produktif seperti truk dan kendaran pickup.

"Banyak customer-customer alat berat dan kendaraan produktif yang mengajukan restrukturisasi, sehingga mereka boleh kembali mengambil pembiayaan baru setelah masa restrukturisasinya berakhir. Kira-kira setelah Desember 2020," ujarnya.

Berdasarkan Statistik Pembiayaan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Agustus 2020, pembiayaan barang produktif mencapai Rp113,44 triliun. Jumlah tersebut menurun baik secara tahunan yakni 8,81 persen (year-on-year/yoy) dari Agustus 2019 senilai Rp124,4 triliun, maupun secara tahun berjalan yakni 8,64 persen (year-to-date/ytd) dari Desember 2019 senilai Rp124,17 triliun.

Kinerja serupa terjadi pada lini bisnis pembiayaan produktif lainya, seperti pembiayaan alat berat pada Agustus 2020 senilai Rp30,94 triliun yang merosot 16,62 persen (yoy) dari Agustus 2019 senilai Rp37,1 triliun. Secara tahun berjalan, capaian itu pun menurun 12,95 persen (ytd) dibandingkan dengan Desember 2019 senilai Rp35,53 triliun.

Pada Agustus 2020, kinerja pembiayaan mobil pengangkutan tercatat senilai Rp44,29 triliun atau turun 5,11 persen (yoy) dari Agustus 2019 senilai Rp46,67 triliun. Adapun, secara tahun berjalan terjadi penurunan 10,03 persen (ytd) dari posisi Desember 2019 senilai Rp49,23 triliun.

Sementara itu, pada Agustus 2020 pembiayaan barang produktif lainnya tercatat senilai Rp14,21 triliun atau turun 8,09 persen (yoy) dari Agustus 2019 senilai Rp15,46 triliun. Catatan tersebut lebih rendah 11,13 persen (ytd) dibandingkan penyaluran pembiayaan pada Desember 2019 senilai Rp15,99 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper