Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Saham BRIS Naik Daun, Begini Komentar Ustaz Yusuf Mansur

Ustaz Yusuf Mansur membeli saham BRIS, baik melalui Koperasi Jasa Indonesia (Kopindo) Berjamaah maupun PY Paytren Aset Manajemen sejak IPO.
Mahfud MD, Ustaz Yusuf Mansur dan Saifullah Yusuf (Gus Ipul) bertemu pada Senin malam (15/4/2019) di kantor MMD Initiative, Jakarta./Istimewa
Mahfud MD, Ustaz Yusuf Mansur dan Saifullah Yusuf (Gus Ipul) bertemu pada Senin malam (15/4/2019) di kantor MMD Initiative, Jakarta./Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Ustaz Yusuf Mansur atau biasa disapa UYM, menjadi salah satu yang ketiban untung dari kenaikan harga saham PT Bank BRI Syariah Tbk. (BRIS) setelah pengumuman merger bank syariah BUMN pada awal pekan lalu.

Pasalnya, UYM menggenggam saham BRIS sejak penawaran saham perdana (initial public offering/IPO). Dia membeli saham BRIS, baik melalui Koperasi Jasa Indonesia (Kopindo) Berjamaah maupun PY Paytren Aset Manajemen. Kedua entitas ini didirikan oleh UYM.

Berdasarkan surat konfirmasi penjatahan pasti pada 24 April 2018, Kopindo Berjamaah membeli saham BRIS sebanyak 5,09 juta lembar saham dengan harga IPO sebesar Rp510 per saham. Dari situ, nilai portofolio saham yang dimiliki ketika itu sebesar Rp2,59 miliar.

Namun, informasi yang beredar menyebut UYM memiliki sekitar 5 persen dari saham publik. Per 30 September 2020, kepemilikan saham publik di BRIS sebesar 18,47 persen atau 1,79 miliar. Jika benar demikian, maka nilai portofolio UYM saat IPO mencapai Rp45,76 miliar.

Pada hari ini, saham BRIS ditutup di zona hijau pada level Rp1.400 atau menguat 0,36 persen. Jika menghitung harga penutupan hari ini, maka saham BRIS telah naik 174,51 persen sejak IPO. Artinya, UYM menggenggam potensi cuan miliaran rupiah dari saham tersebut.

"Saya tidak berharap check in check out. Sebagai bonus, balikin modalnya dulu. Nanti bisa keuntungannya saja dipertahankan. Jadi, kalau kenapa-kenapa tinggal keuntungannya saja," katanya dalam webinar berjudul Antara Dakwah Bisnis dan Investasi, Senin (19/10/2020).

UYM memperkirakan saham BRIS masih memiliki potensi kenaikan. Apalagi setelah pengumuman merger bank syariah BUMN ke masyarakat, di mana BRIS sebagai surviving entity penggabungan.

Dia mengajak masyarakat turut untuk berinvestasi di pasar modal. Termasuk berinvestasi di saham BRIS, agar menjadi saksi sejarah lahirnya bank syariah terbesar. Merger bank syariah BUMN, lanjutnya, merupakan sebuah lompatan. Bank hasil merger akan menempati urutan ketujuh bank nasional terbesar. Merger juga membuat percepatan di industri keuangan syariah.

"Momentum paling hebat saat ini ada di BRIS. Ini belum ada apa-apanya, baru memulai. Semoga ada kepercayaan bagi industri syariah," katanya.

Adapun, saham berkode BRIS melonjak seiring dengan rencana merger dengan bank syariah milik BUMN lain, yaitu Bank Syariah Mandiri dan BNI Syariah.

Sebagaimana diketahui, induk dari BRIS, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. telah meneken conditional merger agreement (CMA) dengan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. terkait merger BRI Syariah, BSM, dan BNI Syariah.

Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir mengatakan pemerintah sudah merencanakan dengan matang pembentukan bank umum syariah terbesar pertama di Indonesia. Dengan penduduk mayoritas muslim, potensi perbankan syariah masih besar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper