Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tenang! Masih Ada Peluang Perbaikan Laba Bank Jumbo Akhir Tahun

Berdasarkan data publikasi Bank Umum Kelompok Usaha (BUKU) IV yang dikumpulkan Bisnis, rata-rata laba bank besar terpangkas hingga 26,19 persen per Agustus 2020
Ilustrasi Bank/Istimewa
Ilustrasi Bank/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA -- Laba bank besar turun cukup dalam pada kuartal ketiga tahun ini. Namun, tren ini diperkirakan akan mulai menunjukkan perbaikan pada akhir tahun ini seiring dengan pemulihan kinerja ekonomi.

Berdasarkan data publikasi Bank Umum Kelompok Usaha (BUKU) IV yang dikumpulkan Bisnis, rata-rata laba bank besar terpangkas hingga 26,19 persen per Agustus 2020. Bank yang mencetak pemangkasan laba terdalam adalah PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. dan PT Bank Danamon Indonesia Tbk. yang terpangkas 49,77 persen dan 52,77 persen.

Sebaliknya, PT Bank Central Asia Tbk. dan PT Bank Pan Indonesia Tbk. masih mampu mencatatkan pertumbuhan laba masing masing 2,83 persen yoy dan 3,55 persen yoy. 

Laba BCA yang mencapai Rp18,52 triliun ini bahkan mampu menyalip 2 bank aset terbesar yakni PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. yang masing-masing hanya Rp13,41 triliun dan Rp12 triliun.

Kepala Ekonom PT Bank Central Asia Tbk. David Samual menyebutkan kondisi ekonomi selama kuartal kedua dan ketiga tahun ini cukup berat. Pasalnya, bank besar menahan pertumbuhan kredit dan melakukan restrukturisasi terhadap semua kredit terdampak pandemi sehingga memangkas pendapatan bunganya.

Upaya restrukturisasi tak hanya direspons dengan mengatur cicilan, tetapi juga menurunkan suku bunga. Bank pun tetap menyisihkan pencadangan, meski Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memberi relaksasi restrukturisasi.

Di samping itu, pendapatan transaksi yang juga berasal dari bisnis transaksi korporasi, seperti bank garansi dan letter of credit tertahan akibat kredit yang ikut melesu.

"Beban dana mungkin tidak banyak naik, bahkan suku bunga deposito menurun. Tetapi, net interest margin tetap turun. Tren penurunan laba ini akan tetap berlangsung hingga akhir tahun, tetapi akan tetap ada perbaikan," katanya, Senin (19/10/2020).

Dia menerangkan komitmen belanja pemerintah akan menjadi peluang untuk peningkatan kredit dan laba. Terlebih, belanja ini sudah didahului pula dengan bantuan fiskal berupa potongan bunga dan penjaminan kredit.

"Ini akan menjadi dorongan paling baik. Apalagi jika vaksin benar-benar ditemukan sehingga membangkitkan kembali optimisme pelaku usaha dan masyarakat untuk kembali meningkatkan konsumsinya," katanya.

Dari segmen kredit, David berpendapat pelaku usaha sudah akan mulai kembali menggunakan fasilitas kredit modal kerja. Di samping itu, kredit konsumer juga masih memiliki potensi untuk terus meningkat seiring dengan bantuan sosial yang telah diberikan oleh pemerintah.

Di samping itu, produk bisnis transaksi dari pelaku usaha seperti bank garansi dan L/C akan mulai sedikit meningkat dan membantu pendapatan fee based. Dia pun berpendapat, akhir tahun pun merupakan ajang window dressing yang akan memacu banyak pelaku usaha untuk meningkatkan kinerjanya.

"Bursa saham pun telah menunjukkan sentimen yang lebih baik untuk kahir tahun ini," imbuhnya.

Senada, Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Trioksa Siahaan mengatakan periode akhir tahun ini masih berpeluang bagi bank besar untuk menahan laju penurunan labanya.

"Selama masa pandemi ini semua saluran pendapatan bunga dan nonbunga bank turun. Penurunan kualitas kredit pun meningkatkan beban pencadangan. Namun, geliat ekonomi sudah mulai terlihat ada akhir tahun ini," katanya.

Sementara itu, Presiden Direktur PT Bank Panin Tbk. Herwidayatmo mengkui kondisi ekonomi tahun ini cukup menantang dan membuat percetakan laba menjadi sulit.

Namun, dia menyebutkan percetakan laba bagi perseroan cukup penting, dan perseroan akan menjaga tingkat laba hingga akhir tahun.

"Ke depan tekanan laba tentu ada, tetapi kami tidak akan membiarkan laba turun dalam. Kami akan menjaganya," sebutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : M. Richard
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper