Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mantap! Aset BCA Tembus Rp1.000 Triliun, Susul Bank Mandiri dan BRI

Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan aset senilai seribu triliun tersebut merupakan capaian pertama kali perseroan yang bisa dicapai pada September 2020.
Gedung Bank BCA/Ilustrasi-Bisnis
Gedung Bank BCA/Ilustrasi-Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA -- Aset PT Bank Central Asia Tbk. akhirnya tembus Rp1003,6 triliun atau meningkat 12,3 persen pada kuartal III/2020 dibandingkan periode sama tahun lalu.

Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan aset senilai seribu triliun tersebut merupakan capaian pertama kali perseroan yang bisa dicapai pada September 2020. Pencapaian aset tersebut pun didukung oleh pertumbuhan dana pihak ketiga yang solid.

Dari sisi pendanaan, BCA berhasil mencatat kinerja yang solid pada sembilan bulan pertama 2020. Dana murah atau current account saving account (CASA) BCA tumbuh 16,1 persen YoY, mencapai Rp596,6 triliun sehingga menghasilkan total dana pihak ketiga dengan pertumbuhan sebesar 14,3 persen YoY menjadi Rp780,7 triliun.

Sementara itu, deposito berjangka meningkat sebesar 8,8 persen YoY mencapai Rp184,1 triliun. "September ini kami pertama kali aset Rp1.000 triliun lewat dikit, itu sesuatu," katanya dalam paparan kinerja, Senin (26/10/2020).

Sebelumnya di Indonesia hanya ada dua bank yang memiliki aset lebih dari Rp1.000 triliun, yaitu Bank Mandiri dan BRI. Keduanya tembus aset Rp1.000 triliun pada 2016.

Per 2019, BRI mencatatkan aset terbesar senilai Rp1.416,76 triliun, sedangkan Bank Mandiri senilai Rp1.318,25 triliun.

Adapun, emiten berkode BBCA tersebut beserta entitas anak melaporkan kinerja keuangan selama sembilan bulan pertama 2020 dengan laba bersih Rp20 triliun, turun 4,2 persen atau Rp886 miliar dibandingkan dengan Rp20,9 triliun pada tahun sebelumnya yang disebabkan peningkatan biaya pencadangan.

Di tengah pandemi dan sejumlah tantangan ekonomi, BCA mencatat pertumbuhan positif laba sebelum provisi dan pajak (PPOP) yang ditopang oleh pertumbuhan dana giro dan tabungan (CASA), penurunan biaya dana (CoF) dan penurunan biaya operasional. PPOP meningkat 13,5 persen YoY menjadi Rp33,8 triliun.

BCA mencatat pertumbuhan pendapatan bunga bersih sebesar 9,0 persen YoY menjadi Rp40,8 triliun selama sembilan bulan pertama tahun 2020, terutama ditopang oleh beban bunga yang rendah. BCA telah menurunkan suku bunga berbagai produk pendanaan, sejalan dengan kebijakan suku bunga rendah dari Bank Indonesia.

Pendapatan selain bunga tercatat senilai Rp15,1 triliun, meningkat 3,0 persen YoY. Total pendapatan operasional selama sembilan bulan pertama tahun 2020 mencapai sebesar Rp55,9 triliun, tumbuh 7,3 persen YoY.

Beban operasional tercatat sebesar Rp22,1 triliun atau turun sebesar Rp216 miliar dibanding tahun lalu. Sejalan dengan hal ini, PPOP meningkat sebesar Rp4,0 triliun atau 13,5 persen menjadi Rp33,8 triliun dan dapat menjadi penyangga atas meningkatnya biaya pencadangan.

BCA membukukan biaya pencadangan sebesar Rp9,1 triliun, meningkat sebesar Rp5,6 triliun atau 160,6 persen YoY, sejalan dengan peningkatan risiko penurunan kualitas kredit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper