Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Fokus Tambah Pencadangan, BNI Bukukan Laba Rp4,32 Triliun

Direktur Bisnis Konsumer BNI Corina Leyla Karnalies mengatakan perseroan memilih untuk membentuk pencadangan yang lebih konservatif untuk memperkuat fundamental keuangan bank dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi di masa mendatang.
Gedung BNI di Jakarta/dokumen BNI
Gedung BNI di Jakarta/dokumen BNI

Bisnis.com, JAKARTA - Pembentukan pencadangan yang lebih konservatif membuat laba PT Bank Negara Indonesia Tbk. (BBNI) pada kuartal III/2020 anjlok 63,9% dibandingkan periode sama tahun lalu (year on year/yoy) menjadi Rp4,32 triliun.

Direktur Bisnis Konsumer BNI Corina Leyla Karnalies mengatakan perseroan memilih untuk membentuk pencadangan yang lebih konservatif untuk memperkuat fundamental keuangan bank dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi di masa mendatang.

Dengan pembentukan pencadangan yang lebih konservatif, rasio kecukupan pencadangan atau coverage ratio hingga kuartal III/2020 berada pada level 206,9% lebih besar dibandingkan kuartal III/2019 yang sebesar 159,2%.

Perseroan mencatat pendapatan bunga bersih pada kuartal III/2020 terkoreksi 0,8% (yoy). Penurunan tersebut dapat diimbangi dengan upaya penurunan beban bunga yang signifikan sebesar 8,0% (yoy) sehingga net interest margin (NIM) pada kuartal III/2020 mencapai 4,3%.

Sementara itu, dari sisi pendapatan non bunga atau fee based income (FBI), BNI mencatatkan pertumbuhan sebesar 7,2% (yoy), membaik dibandingkan kuartal kedua yang lalu yang tumbuh 3,2% (yoy).

"Penurunan ini merupakan bagian dari upaya BNI untuk memperkuat fundamental keuangan bank dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi di masa mendatang," katanya dalam paparan kinerja kuartal III/2020, Selasa (27/10/2020).

Hingga akhir September 2020, total aset tumbuh 12,5% (yoy) terutama dikontribusi oleh pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) yang tumbuh sebesar 21,4% (yoy) dari Rp580,9 triliun pada kuartal III/2019 menjadi Rp705,1 triliun.

Bank juga berhasil menghimpun dana murah lebih besar sehingga dapat menekan biaya dana atau cost of fund.  Saat ini danan murah BNI berada pada level 65,4% dengan cost of fund 2,86%, atau membaik 30 bps dibandingkan posisi yang sama tahun lalu sebesar 3,24%.

DPK tersebut menopang penyaluran kredit BNI yang tumbuh 4,2% (yoy), dari Rp 558,7 triliun pada kuartal III/2019 menjadi Rp582,4 triliun pada kuartal III/2020.

Hingga akhir September 2020, BNI telah memberikan restrukturisasi kredit sebesar Rp122,0 triliun atau 22,2% dari total pinjaman yang diberikan kepada 170,591 debitur. Mayoritas restrukturisasi deberikan kepada debitur sektor perdagangan, restoran, dan hotel, sektor jasa usaha, serta manufaktur.

"Namun dalam hal ini, Manajemen lebih berfokus pada perbaikan kualitas aset, salah satunya dengan cara melakukan assessment secara komprehensif dan intens untuk memantau debitur-debitur, mengingat kondisi ekonomi yang menantang di tengah pandemi ini," sebutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper