Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dua Bulan Jelang Tenggat, Modal Inti Bank Sulteng Tembus Rp1 Triliun

Otoritas Jasa Keuangan lewat regulasi tersebut mewajibkan perbankan memenuhi modal inti minimum sebesar Rp3 triliun pada 2022 untuk kelompok bank kecil yakni bank umum kegiatan usaha (BUKU) I.
Ilustrasi Bank/Istimewa
Ilustrasi Bank/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Sejumlah bank cilik berhasil meningkatkan modal inti minimum bank sebesar Rp1 triliun paling lambat akhir 2020. Teranyar, PT Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Tengah (Bank Sulteng) menyatakan perseroan sudah mampu memenuhi modal inti sesuai dengan POJK 12/2020 tentang konsolidasi bank umum.

Otoritas Jasa Keuangan lewat regulasi tersebut mewajibkan perbankan memenuhi modal inti minimum sebesar Rp3 triliun pada 2022 untuk kelompok bank kecil yakni bank umum kegiatan usaha (BUKU) I. Ketentuan permodalan diberlakukan secara bertahap yakni minimum Rp1 triliun pada 31 Desember 2020, lalu Rp2 triliun pada 2021, dan Rp3 triliun pada 2022.

Direktur Utama Bank Sulteng Rahmat Abdul Haris menyampaikan Bank Sulteng saat ini telah memenuhi kriteria untuk naik kelas BUKU II, yakni permodalan inti senilai Rp1 triliun hingga Rp5 triliun.

"Bank Sulteng sudah memenuhi kriteria BUKU II. Modal inti kami sudah di atas Rp1 triliun," terangnya dikonfirmasi Bisnis, Rabu (11/11/2020).

Berdasarkan laporan keuangan per September 2020, modal inti perseroan tercatat sebesar Rp956,60 miliar. Rahmat menyebut modal inti bank meningkat menjadi Rp1,031 triliun per 31 Oktober 2020.

Penambahan modal ini berasal dari organik laba yang diperoleh perseroan. Selanjutnya, perseroan akan terus memperkuat modal sampai dengan akhir tahun ini melalui penambahan modal dari pemegang saham.

"Tanggal 31 Oktober 2020 modal inti kami sudah Rp1,013 triliun dan terus akan meningkat sampai dengan Desember 2020," imbuhnya.

Selain Bank Sulteng, sejumlah bank cilik juga berhasil meningkatkan modal hingga di atas Rp1 triliun. Misalnya, Bank Lampung yang baru-baru ini mengumumkan permodalanperseroan juga sudah di atas Rp1 triliun. Selain itu, ada PT Bank Neo Commerce Tbk. yang sebelumnya bernama PT Bank Yudha Bhakti Tbk., serta PT Bank Jago Tbk. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Azizah Nur Alfi
Editor : Ropesta Sitorus

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper