Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ada Stimulus dari BI Ratusan Triliun, Kredit ke Sektor Riil Masih Seret

Bank Indonesia menyebut, besarnya kucuran likuiditas kepada perbankan belum mengalir dalam bentuk penyaluran kredit ke sektor riil karena permintaan dari dunia usaha masih lemah.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memberikan keterangan melalui streaming di Jakarta, Rabu (29/4/2020). Dok. Bank Indonesia
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memberikan keterangan melalui streaming di Jakarta, Rabu (29/4/2020). Dok. Bank Indonesia

Bisnis.com, JAKARTA - Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyampaikan kebijakan quantitative easing atau injeksi likuiditas ke kalangan perbankan telah mencapai lebih dari Rp600 triliun hingga awal November 2020.

Perry mengatakan, stimulus moneter ini dilakukan guna mendorong pembiayaan bagi dunia usaha dan pemulihan ekonomi nasional.

"Sampai dengan 9 November 2020, BI telah melakukan injeksi likuiditas rupiah sekitar Rp672,4 triliun," katanya dalam rapat kerja bersama dengan DPR RI Komisi XI, Kamis (12/11/2020).

Perry menjelaskan, injeksi likuiditas tersebut dilakukan melalui pembelian surat berharga negara (SBN) dari pasar sekunder sebesar Rp166,2 triliun.

Di samping itu, stimulus juga diberikan dalam bentuk  penyediaan term-repo kepada perbankan dengan underlying SBN (Surat Berharga Negara) dan swap valas sebesar Rp335,5 triliun dan serta penurunan giro wajib minimum (GWM)  sebanyak Rp155 triliun.

BI juga tidak mengenakan tambahan giro dalam pemenuhan ketentuan rasio intermediasi makroprudensial (RIM) bank sehingga menambah likuiditas perbankan sebesar Rp15,8 triliun.

Perry menyoroti bahwa besarnya kucuran likuiditas kepada perbankan masih berputar di perbankan dan pasar uang dan belum mengalir dalam bentuk penyaluran kredit ke sektor riil.

Menurut Perry, masih rendahnya pertumbuhan kredit lebih dikarenakan masih lemahnya permintaan dari dunia usaha karena ekonomi yang melambat akibat pandemi Covid-19.

Namun di sisi lain, BI berpandangan bahwa pelonggaran likuiditas ini berperan penting dalam menjaga stabilitas sistem keuangan, terutama menjaga risiko suku bunga dan likuiditas perbankan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Maria Elena
Editor : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper