Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Manfaatkan Momentum Pascapandemi, Fintech Pembayaran Pacu Jumlah Pengguna

Lesunya perekonomian, daya beli, dan terbatasnya aktivitas masyarakat akibat pandemi Covid-19, tak lantas menurunkan aktivitas transaksi keuangan secara digital.
Sales Promotion Girl (SPG) menunjukkan aplikasi LinkAja di Jakarta. Bisnis/Arief Hermawan P
Sales Promotion Girl (SPG) menunjukkan aplikasi LinkAja di Jakarta. Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA - Penyelenggara teknologi finansial (fintech) pembayaran atau payment gateway kian optimistis memanfaatkan momentum pascapandemi untuk menggaet sebanyak mungkin pengguna dan berebut pangsa pasar.

Pasalnya, lesunya perekonomian, daya beli, dan terbatasnya aktivitas masyarakat akibat pandemi Covid-19 tak lantas menurunkan aktivitas transaksi keuangan secara digital. Justru, pandemi memaksa transaksi nontunai dengan seminimal mungkin sentuhan fisik, sebagai jalan keluar pencegahan penularan.

Berdasarkan data Bank Indonesia, transaksi uang elektronik hingga akhir Q3/2020 mencapai Rp144,64 triliun dari 3,38 miliar kali satuan transaksi. Hingga akhir Q4/2020, nilai itu berpotensi terus meninggi dan melewati capaian sepanjang 2019, dengan total transaksi sebesar Rp145,16 triliun dari 5,22 miliar satuan transaksi.

Platform pembayaran dan dompet digital pelat merah LinkAja besutan PT Fintek Karya Nusantara, misalnya, mengakui bahwa pandemi sempat berdampak kepada jumlah transaksi.

Direktur Utama LinkAja Haryati Lawidjaja menjelaskan bahwa hal ini akibat dibatasinya aktivitas fisik masyarakat selama pandemi. Padahal, LinkAja sejak awal berdiri menargetkan pangsa transaksi terkait kebutuhan esensial sehari-hari.

"Dengan imbauan untuk bekerja dari rumah, dan masyarakat yang juga mengatur ulang pengeluaran mereka, di awal masa pandemi memang terdapat penurunan transaksi LinkAja terutama di sektor transportasi, SPBU atau pembelian bahan bakar, dan merchant offline di berbagai pusat perbelanjaan. Tetapi, pada saat ini kita sudah melihat kedua sektor tersebut sudah mulai rebound dengan baik," ujarnya kepada Bisnis, Minggu (15/11/2020).

Selepas rebound, LinkAja mencatat pertumbuhan gross transaction value (GTV) dari April ke Oktober 2020 pun terjadi pada semua lini transaksinya. Pasar tradisional online dan offline mengalami kenaikan terbesar, lebih dari 600 persen. Disusul transaksi di SPBU yang tumbuh 408 persen, transportasi tumbuh 377 persen, offline merchant tumbuh 66 persen, sementara top up Kartu Uang Elektronik tumbuh 20 persen.

Oleh sebab itu, wanita yang akrab disapa Fey ini menjelaskan bahwa fokus dalam peningkatan literasi masyarakat, dan terus memberikan informasi tentang use case LinkAja merupakan salah satu langkah memanfaatkan momentum pascapandemi. "Kami mengajak banyak pihak lintas sektor dan Pemerintah untuk bersama-sama menghadirkan layanan keuangan digital yang secara mudah, aman, dan nyaman bagi masyarakat khususnya kelas menengah dan UMKM," tambahnya.

Budi Gandasoebrata, Managing Director GoPay sepakat selain keamanan, perluasan penggunaan dan jangkauan GoPay, tingkat literasi digital masyarakat juga memegang peran penting dalam pemanfaatan dan adaptasi teknologi dan digital.

"Oleh karena itu, melalui payung program AmanBersamaGojek, yang terdiri dari tiga pilar yakni teknologi, proteksi, dan edukasi, kami ingin meyakinkan masyarakat bahwa Gojek memiliki ekosistem yang aman didukung oleh kecanggihan teknologi dan sistem keamanan yang mumpuni," jelasnya kepada Bisnis.

Pilar edukasi ini gencar digelar Gopay dengan kolaborasi berbagai pihak dari pemerintah sampai akademisi, demi terus mengedukasi masyarakat pentingnya untuk menjaga keamanan digital, bagaimana menghindari diri dari tindakan manipulasi psikologis, dan menjaga diri dalam ekosistem digital agar masyarakat dapat tetap aman dan nyaman bertransaksi secara nontunai.

Adapun, dari sisi fintech yang berafiliasi dengan e-commerce, ShopeePay bakal lebih memperkaya kerja sama demi perluasan basis layanannya.

Cindy Candiawan, Marketing Manager ShopeePay mengungkap bahwa hal ini menilik platform pembayaran digital tengah begitu diandalkan dalam situasi pandemi seperti ini, karena menawarkan fitur contactless untuk memutus rantai penularan Covid-19.

"Industri pembayaran di Indonesia masih memiliki ruang pertumbuhan yang besar. Fokus kami saat ini adalah untuk terus meningkatkan dan menyempurnakan pengalaman pengguna dengan ShopeePay sehingga kami dapat memberikan pembayaran yang lancar, nyaman, bermanfaat, dan aman untuk merchant dan pengguna," jelasnya kepada Bisnis.

Hal ini diupayakan lewat memperluas penerimaan ShopeePay dan berkolaborasi dengan mitra untuk menambah use case layanan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Aziz Rahardyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper