Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tiga Alasan Fintech Harus Tingkatkan Penyaluran ke Luar Jawa

Peningkatan penyaluran pembiayaan ke luar Pulau Jawa tersebut karena bukan hanya karena potensial dari sisi bisnis, tetapi juga menjadi bentuk tanggung jawab sosial.
Petugas Bank Indonesia (BI) Tegal mempraktekkan cara melakukan pembayaran melalui aplikasi uang elektronik server based, dompet elektronik dan mobile banking saat peluncuran dan implementasi QR Code Indonesian Standard (QRIS) untuk desa wisata di Pasar Slumpring, Desa Cempaka, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Minggu (16/2/2019). ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah
Petugas Bank Indonesia (BI) Tegal mempraktekkan cara melakukan pembayaran melalui aplikasi uang elektronik server based, dompet elektronik dan mobile banking saat peluncuran dan implementasi QR Code Indonesian Standard (QRIS) untuk desa wisata di Pasar Slumpring, Desa Cempaka, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Minggu (16/2/2019). ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah

Bisnis.com, JAKARTA — Institute for Development of Economics and Finance atau Indef menilai industri teknologi finansial atau fintech peer-to-peer lending harus meningkatkan penyaluran pembiayaan ke luar Jawa.

Ekonom Indef Bhima Yudhistira menilai bahwa selama ini penyaluran pembiayaan fintech peer-to-peer (P2P) lending masih terkonsentrasi di Jawa. Selain karena aktivitas perekonomian lebih marak di Jawa, perusahaan-perusahaan fintech pun sebagian besar berasal dari sana.

Menurutnya, setidaknya terdapat tiga alasan industri fintech harus menggenjot pembiayaan ke seluruh penjuru Indonesia.

Pertama, masyarakat umum, pelaku usaha menengah, kecil, dan mikro (UMKM), serta pelaku usaha ultra mikro di seluruh Indonesia sangat membutuhkan pendanaan.

Rendahnya tingkat inklusi keuangan di luar Jawa menjadi cerminan bahwa masyarakat belum mengakses layanan keuangan konvensional. Mereka pun kerap terkendala ketika harus memenuhi persyaratan pinjaman kepada perbankan, sehingga penetrasi kredit masih rendah.

"Fintech bisa membantu segmen unbankable di luar Jawa, karena selama ini akses di keuangan formal, khususnya perbankan masih rendah. Harapannya fintech bisa masuk ke sana," ujar Bhima kepada Bisnis, Minggu (22/11/2020)

Kedua, menurutnya, fintech dapat memberikan kesempatan para pelaku usaha di luar Jawa untuk memanfaatkan teknologi yang ada di platform tersebut, khususnya P2P lending. Keberadaan fintech akan membuat masyarakat di luar Jawa menjadi lebih melek keuangan digital.

Ketiga, penurunan ketimpangan pembangunan sangat diperlukan, dan hal tersebut dapat dijembatani oleh fintech. Bhima menilai bahwa fintech dapat masuk ke daerah-daerah yang belum terjangkau oleh layanan keuangan formal, seperti karena kendala infrastruktur.

Dia berharap bahwa jangkauan fintech dapat berkembang lebih luas, baik secara geografis maupun secara target pasar. Penyaluran pinjaman itu menurutnya menjadi aspek kunci yang dapat membantu pemulihan ekonomi, khususnya bagi masyarakat-masyarakat wong cilik.

"Pinjaman sangat diperlukan untuk pengembangan usaha, apalagi pascapandemi Covid-19," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper