Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kinerja Asuransi Umum Masih Digerogoti Corona, Melorot 7 Persen

Berdasarkan data Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) per Januari–September 2020, perolehan premi industri tercatat sebesar Rp53,87 triliun atau 7 persen (year-on-year/yoy).
Karyawan beraktifitas di dekat deretan logo-logo perusahaan asuransi di Kantor Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) di Jakarta, Selasa (22/9/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha
Karyawan beraktifitas di dekat deretan logo-logo perusahaan asuransi di Kantor Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) di Jakarta, Selasa (22/9/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — Industri asuransi umum mencatatkan penurunan perolehan premi dan kenaikan klaim hingga September 2020 seiring masih adanya tekanan ekonomi akibat pandemi Covid-19.

Berdasarkan data Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) per Januari–September 2020, perolehan premi industri tercatat sebesar Rp53,87 triliun. Nilainya menurun 7 persen (year-on-year/yoy) dibandingkan dengan premi Januari–September 2019 senilai Rp57,9 triliun.

Perolehan premi terbesar masih berasal dari lini bisnis utama asuransi kerugian, yakni asuransi properti senilai Rp14,26 triliun dan kendaraan bermotor senilai Rp11 triliun. Namun, kedua lini utama itu mengalami penurunan premi hingga Rp3,72 triliun jika dibandingkan dengan periode Januari–September 2019.

Wakil Ketua AAUI Bidang Statistik, Riset, dan Analisa Trinita Situmeang menjabarkan bahwa tekanan ekonomi masih memberikan dampak bagi industri asuransi kerugian. Alhasil, banyak lini asuransi yang kinerjanya terkontraksi secara tahunan.

"Tercatat delapan dari empat belas lini asuransi umum yang membukukan pertumbuhan negatif pada kuartal III/2020, di mana penurunan terbesar terjadi di lini kendaraan bermotor yang mencapai 20,9 persen [yoy]," ujar Trinita dalam konferensi pers kinerja asuransi umum oleh AAUI, Kamis (3/12/2020).

Adapun, pada periode Januari–September 2020, industri asuransi kerugian membayarkan klaim senilai Rp25,84 triliun, naik 2,57 persen (yoy) dari periode yang sama tahun lalu senilai Rp25,19 triliun.

Pembayaran klaim terbesar berasal dari lini asuransi kredit senilai Rp5,98 triliun atau 23,2 persen dari total klaim industri. Pembayaran itu melebihi nilai klaim dua lini utama asuransi umum, yakni properti senilai Rp5,61 triliun (21,7 persen) dan kendaraan bermotor senilai Rp5,58 triliun (21,6 persen).

Trinita mengutip data Badan Pusat Statistik, bahwa sektor jasa keuangan pada kuartal III/2020 mencatatkan kontraksi 0,95 persen secara tahunan. Meskipun begitu, secara kuartalan, kinerja sektor jasa keuangan terhadap PDB pada kuartal III/2020 tumbuh 2,59 persen.

"Kontribusi jasa keuangan dan asuransi terhadap total PDB [pada kuartal III/2020] sebesar 4,08 persen, ada kenaikan sedikit kalau dibandingkan dengan situasi kuartal III/2019 sebesar 3,98 persen, meskipun kinerja bisnis masih terkontraksi," ujar Trinita.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper