Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

P2P Lending dan Equity Crowdfunding Cocok Buat Modal Awal UMKM

Para investor atau pemberi pinjaman (lender) tak perlu khawatir dengan potensi para UMKM yang meminjam ke fintech. Pasalnya, pertumbuhan bisnis mereka secara umum terbilang menjanjikan.
Ilustrasi teknologi finansial/Flickr
Ilustrasi teknologi finansial/Flickr

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah menjelaskan bahwa para penyelenggara teknologi finansial (fintech) telah berperan besar dalam penyediaan akses permodalan untuk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

Menteri Koperasi dan UKM RI Teten Masduki menjelaskan hal tersebut dalam diskusi virtual #BangunResolusi Talks: Digitalisasi Keuangan dalam Meningkatkan Perekonomian bersama PT Lunaria Annua Teknologi atau KoinWorks, Kamis (3/12/2020).

Teten menegaskan, terutama bagi fintech peer-to-peer (P2P) lending dan equity crowdfunding diharapkan mampu ikut membantu 23 juta UMKM yang belum bisa mendapat akses permodalan ke perbankan.

"Pemerintah, swasta, dan lembaga-lembaga pembiayaan terus mendorong UMKM melakukan inovasi dan teknologi. Kami harap, teman-teman pelaku fintech bisa ikut bersinergi dengan program pemerintah, untuk memperkuat pengembangan model bisnis pembiayaan dan mudah murah, dan inklusif," jelas Teten.

Menurutnya, para investor atau pemberi pinjaman (lender) tak perlu khawatir dengan potensi para UMKM yang meminjam ke fintech. Pasalnya, pertumbuhan bisnis mereka secara umum terbilang menjanjikan.

Menurut data Kemenkop UKM, sudah ada 10,2 juta pelaku yang terhubung ke ekosistem digital atau 16 persen, naik daripada awal tahun 2020 di angka 13 persen.

Para pelaku UMKM yang berada di e-commerce transaksinya naik 26 persen, dengan proyeksi potensi transaksi mencapai Rp1.800 triliun pada 2025. Terkini, 42 persen UMKM Indonesia pun sudah menggunakan sosmed atau digital platform untuk merespon pandemi Covid-19.

Selain itu, pemerintah pun terus berupaya memperluas pasar UMKM, salah satunya di lingkup internal kementerian dan lembaga (K/L) itu sendiri

"Perluasan pasar lewat K/L, sekarang 40 persen harus menyerap produk UMKM. Para BUMN juga belanja Rp14 miliar ke bawah itu harus dari UMKM. Jadi, kami ingin ikut menyerap produk-produk mereka, harapannya usaha mereka berkembang," ungkapnya.

Adapun Indriani Daud Laratu, Koordinator Pembiayaan Teknologi Finansial Kemenparekraf mewakili Deputi Bidang Industri dan Investasi Kemenparekraf/Baparekraf Fadjar Hutomo, mengungkap pihaknya pun ikut memperkenalkan industri ini kepada para UMKM mitra.

Di antaranya, lewat fintech business matchmaking di Serpong dan Bali, serta sosialisasi dan pengenalan terhadap fintech equity crowdfunding di Medan dan Bandung.

"Sistem ini cocok dengan karakter perkembangan teknologi dan pengembangan investasi milenial saat ini, di mana peminjam [borrower] dan pemberi pinjaman [lender] bisa bertemu secara online. Selain itu, fintech juga menawarkan kecepatan dan administrasi lebih sederhana untuk UMKM dalam mengembangkan usahanya," tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper