Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PLN Genggam Fasilitas Kredit Rp12 Triliun dari 8 Bank

Sinergi pendanaan ini dilakukan dalam rangka mendukung pendanaan pembangunan proyek infrastruktur ketenagalistrikan di Indonesia.
Penandatanganan Perjanjian Kredit Investasi PLN dan 8 Bank dengan total plafon fasilitas senilai Rp12 triliun/Istimewa
Penandatanganan Perjanjian Kredit Investasi PLN dan 8 Bank dengan total plafon fasilitas senilai Rp12 triliun/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) bersama beberapa bank nasional melakukan penandatanganan Perjanjian Kredit Investasi dengan total plafon fasilitas senilai Rp12 triliun.

Fasilitas kredit tersebut memiliki tenor 10 tahun dan 5 tahun. Sinergi pendanaan ini dilakukan dalam rangka mendukung pendanaan pembangunan proyek infrastruktur ketenagalistrikan di Indonesia.
 
Perjanjian kredit investasi tersebut diperoleh melalui 3 (tiga) skema, yaitu skema sindikasi konvensional sebesar Rp8,8 triliun, skema sindikasi syariah sebesar Rp1,2 triliun, dan skema bilateral konvensional sebesar Rp2 triliun.

Penandatanganan perjanjian dilakukan secara daring oleh PLT EVP Keuangan PLN Teguh Widhi Harsono dengan bank-bank yang bersindikasi pada Jumat (4/12/2020).

Untuk skema konvensional antara lain PT Bank Mandiri (Persero) Tbk., PT Bank Central Asia Tbk., PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk., PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk., dan PT BPD Jawa Barat dan Banten Tbk.

Untuk sindikasi yang menandatangani perjanjian pembiayaan investasi dengan skema syariah antara lain PT Bank Syariah Mandiri dan PT BCA Syariah. Selain sindikasi, PLN juga turut melakukan kerja sama bilateral dengan skema konvensional bersama dengan PT Bank CIMB Niaga Tbk.

“Terlaksananya Penandatanganan Perjanjian Kredit Investasi ini menjadi salah satu bukti nyata dukungan serta kepercayaan dari Lembaga Keuangan Bank Nasional untuk dapat memenuhi rencana investasi PLN yang hingga saat ini masih termuat dalam RUPTL PLN 2019-2028 yang telah ditetapkan oleh Menteri ESDM," kata Direktur Keuangan PLN Sinthya Roesly dalam keterangan resmi.
 
Dirinya menambahkan melalui RUPTL, terlihat bahwa Kementerian ESDM terus mendorong pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan khususnya pengembangan energi terbarukan dengan target penambahan pembangkit energi terbarukan sebesar 16.714 MW untuk mencapai target bauran EBT minimum 23 persen pada 2025 dan seterusnya.

Meskipun di tengah kondisi pandemi, PLN berkomitmen untuk terus menjaga keandalan pasokan listrik, mutu layanan dan berupaya meningkatkan aksesibilitas masyarakat untuk mendapatkan listrik khususnya di wilayah pedesaan dan daerah terpencil tersebar diberbagai pelosok negeri.

Keseluruhan rencana investasi PLN yang telah dituangkan dalam RUPTL 2019-2028 tersebut harus ditunjang dengan meningkatkan kemampuan pendanaan sehingga dapat secara terus menerus mendukung perkembangan penyediaan listrik baik untuk masyarakat maupun industri serta bisnis yang dapat menunjang pertumbuhan ekonomi nasional.
 
“Penandatanganan sindikasi kredit dari perbankan nasional ini merupakan bukti upaya PLN untuk terus menyelesaikan Percepatan Pembangunan Infrastruktur Ketenagalistrikan Nasional sebagaimana mandat dari Pemerintah” jelas Sinthya.
 
PLN sebagaimana amanat Pemerintah terus berupaya menyelesaikan penyediaan infrastruktur ketenagalistrikan yang membutuhkan dukungan pendanaan yang beragam dengan tetap menjaga dan mengelola keuangannya secara sehat.

Hal tersebut membuat PLN dituntut untuk kreatif dalam mendapatkan pendanaan untuk mencukupi kebutuhan investasinya dan disaat yang sama tetap prudent dalam pengelolaan risiko untuk menjaga sustainabilitas perusahaan.
 
Secara konservatif, PLN mendapatkan pinjaman salah satunya bersumber dari pinjaman komersial dari bank atau non-bank dalam negeri. Pinjaman adalah merupakan salah satu sumber pendanaan investasi dengan tujuan untuk membangun infrastruktur kelistrikan nasional guna menghasilkan pendapatan bagi perseroan.

Sumber pendanaan dari perbankan nasional ini merupakan salah satu upaya untuk penguatan struktur portfolio pinjaman yang bersumber dari dalam negeri berdenominasi Rupiah sebagai wujud nyata diversifikasi sumber pendanaan untuk mengurangi tekanan atas volatilitas nilai tukar.

Untuk itu, dukungan dari semua pihak baik dari lembaga keuangan bank maupun non-bank lainnya menjadi sangat berarti bagi PLN dalam mendukung ketersediaan pasokan tenaga listrik yang cukup, andal dan efisien guna mengantisipasi pertumbuhan konsumsi tenaga listrik dan mendukung tercapainya ketahanan energi nasional.
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : M. Richard
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper