Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bank Mandiri Sebut Kredit Sindikasi Mulai Menggeliat, Ini Faktornya

Pada paruh kedua 2020 beberapa proyek sindikasi, yang sebelumnya tertunda karena pandemi dan split operasional, sudah mulai menggeliat.
Nasabah melakukan transaksi elektronik lewat ATM Bank Mandiri di Jakarta, Senin (1/10/2019). Bisnis/Nurul Hidayat
Nasabah melakukan transaksi elektronik lewat ATM Bank Mandiri di Jakarta, Senin (1/10/2019). Bisnis/Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. optimistis mengenai permintaan kredit sindikasi dalam negeri pada tahun depan.

Wakil Direktur Bank Mandiri Alexandra Askandar menuturkan pada paruh kedua 2020 beberapa proyek sindikasi, yang sebelumnya tertunda karena pandemi dan split operasional, sudah mulai menggeliat. Proyek yang sebelumnya telah di proses dan sempat tertunda karena kondisi pandemi mulai berlanjut.

Tak hanya itu, faktor pendorong mulai ramainya sindikasi ini adalah kebutuhan financing debitur yang mulai meningkat dikarenakan kebutuhan operasionalnya yang sudah mulai berjalan meskipun belum kembali pada kondisi normal.

Para calon debitur dan investor yang sebelumnya masih put on hold untuk melihat dampak dari Covid-19 mulai menunjukkan peningkatan kepercayaan dengan keterlibatan banyaknya proyek-proyek sindikasi yang dirilis ke market sindikasi Indonesia.

"Kami optimis bahwa dengan dukungan banyak bank dan investor serta korporasi, maka pasar sindikasi Indonesia mulai ramai dan menggeliat kembali sehingga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia," katanya, Selasa (8/12/2020).

Alexandra memastikan prospek sindikasi Indonesian borrower masih sangat besar dan terbuka lebar. Dia menyebutkan beberapa proyek yang saat ini digarap perseroan dan siap diluncurkan di market sindikasi antara lain pada sektor mining, multifinance, telekomunikasi, infrastruktur, properti, FMCG, perkebunan, dan sektor-sektor lainnya.

Dia menegaskan Bank Mandiri memiliki kepercayaan yang sangat besar akan ramainya pasar sindikasi Indonesia pada akhir tahun ini baik dari pemain-pemain lama maupun pemain baru yang belum pernah melakukan sindikasi sebelumnya.

"Kami optimis bahwa dengan dukungan banyak bank dan investor serta korporasi, maka pasar sindikasi Indonesia mulai ramai dan menggeliat kembali sehingga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia," imbuhnya.

Adapun, berdasarkan data Bloomberg, perjanjian kerja sama kredit sindikasi perbankan sudah mulai melemah sejak tahun lalu. Perjanjian kredit sindikasi yang bertahan tiga tahun berturut-turut di kisaran US$32 miliar sejak 2016, sontak turun US$26,98 miliar pada 2019.

Pada masa pandemi tahun ini, perjanjian kredit sindikasi tercatat hanya US$20,98 miliar per Desember tahun ini. Sempat terjadi peningkatan perjanjian pada kuartal ketiga, tetapi tetap tidak membuat kredit bank umum tumbuh positif.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : M. Richard
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper