Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Aset Keuangan Syariah Melesat, Didominasi Pasar Modal

Aset keuangan syariah tumbuh 21,19 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Wimboh Santoso.  BISNIS.COM
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Wimboh Santoso. BISNIS.COM

Bisnis.com, JAKARTA - Aset keuangan syariah tumbuh melesat pada Oktober 2020. Meski begitu, pangsa pasar keuangan syariah masih perlu digenjot.

Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso menyampaikan total aset keuangan syariah (tidak termasuk saham syariah) mencapai Rp1.741,87 triliun per Oktober 2020. Angka tersebut tumbuh 21,19 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Lebih rinci, industri perbankan syariah mencapai Rp585,34 triliun, industri keuangan nonbank (IKNB) syariah Rp112,16 triliun, dan pasar modal syariah mencapai RpRp1.044,38 triliun.

Namun demikian, pangsa keuangan syariah hanya 9,79 persen dari cita-cita sejak dulu semestinya dapat mencapai 20 persen. Oleh karena itu, ini menjadi PR bersama bagaimana dapat menggenjot pangsa keuangan syariah lebih besar lagi ke depan.

OJK menyambut baik berbagai strategi bisnis yang telah dilakukan. Meski begitu, sumber daya manusia sangat penting menjadi perhatian sehingga para pelaku keuangan industri keuangan syariah bisa menjawab tantangan masa depan terutama paska Covid-19.

Ke depan, industri keuangan syariah harus memiliki produk dan teknologi yang kompetitif, sehingga bisa diakses masyarakat dari mana saja tanpa harus melalui birokrasi yang panjang.

"Kompetitor kita, konvensional sudah melangkah ke situ. Dengan cara itu, market share syariah kita pasti akan naik," katanya dalam kegiatan Ikatan Ahli Ekonomi Islam Indonesia, Selasa (29/12/2020).

Lebih lanjut, OJK menyambut baik rencana pemerintah membentuk PT Bank Syariah Indonesia Tbk. Bank hasil merger tiga bank syariah BUMN tersebut, akan menjadi katalis perkembangan keuangan syariah nasional yang dapat mengakses segmen mikro yang selama ini belum terjangkau.

"Kami berharap mikro dan UMKM di daerah dapat dijangkau dengan cepat dibantu teknologi," imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper