Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bank Syariah Indonesia (BRIS) Cari Investor Asing, Rights Issue jadi Opsi

Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengatakan bank syariah milik bank BUMN Himbara ini masih memerlukan peningkatan modal.
Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo/JIBI-Dwi Prasetya
Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo/JIBI-Dwi Prasetya

Bisnis.com, JAKARTA -- Peluang bagi investor asing untuk menjadi investor baru pemilik saham di PT Bank Syariah Indonesia Tbk. semakin di buka. Sovereign Wealth Fund akan menjadi channel kuat untuk penguatan modal bank syariah terbesar nasional.

Adapun, bank hasil merger PT Bank BRIsyariah Tbk., PT Bank Syariah Mandiri, dan PT Bank BNI Syariah ini memiliki aset Rp 214,6 triliun dengan modal inti Rp 20,4 triliun.

Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengatakan bank syariah milik bank BUMN Himbara ini masih memerlukan peningkatan modal.

Penerbitan saham baru dengan hak memesan efek terlebih dahulu atau rights issue bagi investor strategis pun akan dipertimbangkan untuk aksi korporasi ke depannya.

"Kami ingin melakukan rights issue dan tentunya jika ada match of interest kami akan sangat terbuka untuk bekerja sama dengan investor, mulai investor yang ingin mengambil block seed di BSI ke depannya," kata Kartika dalam Mandiri Investment Forum 2021, Rabu (3/2/2021).

Sebelumnya, Tiko, sapaan akrab Kartika, mengaku pihaknya sedang mengajukan lisensi perbankan syariah ke Dubai, guna mendapat akses pembiayaan dan permodalan sukuk yang lebih besar.

Pemerintah akan mendorong bank syariah hasil merger untuk dapat bersaing di pasar global dan bahkan tembus ke posisi 10 bank terbesar syariah dunia.

"Untuk itu, memang kami mencari lisensi di luar negeri mungkin Dubai. Harapanya kami punya akses di capital market global," katanya.

Dia menuturkan bank syariah nantinya akan fokus untuk pembiayaan wholesale khususnya untuk kebutuhan infrastruktur. Di luar itu, Kartka memastikan bank syriah hasil merger juga akan memiliki fitur tambahan yang unik, yakni penghimpunan zakat infak dan sadakah melalui mobile banking yang jarang dimiliki bank global.

Pemerintah optimistis bank hasil penggabungan anak usaha bank pelat merah akan naik ke Bank Umum Kelompok Usaha (BUKU) IV pada 2022.

Dirut Bank Syariah Indonesia (BSI) Hery Gunardi pada kesempatan terpisah mengatakan bahwa investor strategis diperlukan untuk memperluas ekspansi ke manca negara. Perseroan mengincar investor dari Timur Tengah yang memiliki banyak pengalaman di industri keuangan syariah.

“Kami ingin strategic investor. Jadi, nanti bisa resiprokal bila investor dari luar negeri. Bisa buka cabang di sana [negara investor]. Membuka peluang investor global, terutama di kawasan Middle East [Timur Tengah] sebagai investor strategis untuk memiiki saham BSI,” ujarnya dalam acara temu media, Selasa (2/2/2021).

Hery menambahkan dengan terbentuknya lembaga pengelola dana investasi (Sovereign Wealth Fund/SWF) maka membuka jalan untuk mencari investor strategis.

Dia menyebutkan setidaknya ada 9 investor yang bisa masuk, misalnya Abu Dhabi Investment Authority (ADIA), Abu DHabi Investment Council, Cyprus National Investment Fund, dan Emirates Investment Authority.

Lalu ada International Petroleum Investment Company, Investment Corporation of Dubay, Kuwait Investment Authority, dan The Araaj Group.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : M. Richard
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper