Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

2020, BTPN Syariah (BTPS) Cetak Laba Rp855 Miliar

Berdasarkan laporan keuangan BTPN Syariah yang dipublikasikan hari ini, perolehan laba ditopang oleh pendapatan setelah distribusi bagi hasil sebesar Rp3,54 triliun atau turun 9,9% yoy.
Pejalan kaki berjalan melewati logo PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah Tbk atau BTPN Syariah di Jakarta, Senin (13/1/2020). Bisnis/Dedi Gunawann
Pejalan kaki berjalan melewati logo PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah Tbk atau BTPN Syariah di Jakarta, Senin (13/1/2020). Bisnis/Dedi Gunawann

Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank BTPN Syariah Tbk. membukukan laba bersih Rp854,61 miliar sampai dengan akhir 2020. Perolehan tersebut menyusut 38,94% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp1,40 triliun.

Berdasarkan laporan keuangan BTPN Syariah yang dipublikasikan hari ini, perolehan laba ditopang oleh pendapatan setelah distribusi bagi hasil sebesar Rp3,54 triliun atau turun 9,9% yoy.

Di sisi lain, beban operasional lainnya meningkat 18% menjadi Rp2,42 triliun. Peningkatan ini berasal dari kerugian penurunan nilai aset keuangan (impairment) yang naik hampir tiga kali lipat. Sehingga laba operasional tercatat Rp1,12 triliun atau turun 40,43%. Adapun, secara total aset naik 6,89% yoy menjadi Rp16,44 triliun per 31 Desember 2021.

Dari sisi penyaluran pembiayaan sebesar Rp9,5 triliun sampai dengan akhir 2020 atau tumbuh 6% dibanding periode sebelumnya sebesar Rp9 triliun. Pertumbuhan pembiayaan yang sehat ini juga disertai dengan kualitas pembiayaan yang baik. BTPN Syariah berhasil menjaga NPF (Non Performing Financing) di posisi 1,9%.

Dana pihak ketiga tumbuh 4% yoy menjadi Rp9,8 triliun dari Rp9,4 triliun. Sampai akhir Desember 2020, bank masih memiliki rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) yang kuat di posisi 49,4%, jauh di atas rata-rata industri.

Direktur Utama BTPN Syariah Hadi Wibowo menyatakan penyusutan laba perseroan terjadi karena perseroan memupuk pencadangan untuk mengantisipasi risiko pemburukan aset.

"Laba susut hampir 40% karena pencadangan. Pencadangan kami naikkan 3 kali lipat dari 2019 menjadi Rp849 miliar sehingga coverage ratio jadi 470%," ujarnya, Selasa (9/2/2021). 

Hadi menuturkan, dalam melayani segmen prasejahtera produktif yang menjadi fokus BTPN Syariah, langkah berkesinambungan dalam memberdayakan yang telah dilakukan lebih dari satu dekade menjadi salah satu faktor penting dalam membantu menghadapi situasi sulit nasabah seperti di masa pandemi ini.

Hubungan yang dijalin secara intensif serta terukur dari para #bankirpemberdaya di lapangan yang disebut “community officer” menumbuhkan kepercayaan yang positif pada diri nasabah bahwa mereka bisa menghadapi tantangan dengan optimis dan tangguh bersama di masa pandemi ini.

Hadi mengatakan banyak pelajaran yang bisa dipetik dalam masa pandemi ini. Pelan tapi pasti, perseroan menyaksikan nasabah terus bergerak menjadi adaptif, kreatif, positif dan pantang menyerah dalam menghidupkan kembali maupun menjalankan usahanya.

"Upaya kami sejak awal dalam membangun empat perilaku unggul (BDKS) yaitu Berani, Disiplin, Kerja Keras dan Saling Bantu menjadi amunisi mereka dalam menjalani usaha di tengah pandemi. Mereka menjadi gigih dan tangguh sehingga roda usahanya bisa kembali dan terus berjalan," terangnya dalam siaran pers, Rabu (10/2/2021).

Perseroan menyadari bahwa BTPN Syariah bukanlah satu-satunya yang menjadi faktor penentu pencapaian tersebut.

Peran semua stakeholder juga menjadi penentu yang signifikan, seperti karyawan yang disebut #bankirpemberdaya, gigih dalam menjalankan amanahnya, nasabah pendanaan yang mempercayakan dana mereka untuk disalurkan kepada seluruh nasabah prasejahtera produktif, para pemegang saham yang merestui aspirasi Bank serta dukungan dari regulator serta pemerintah yang terus berupaya terbaik melalui progam Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Azizah Nur Alfi
Editor : Ropesta Sitorus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper