Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Aset PNM Tumbuh 27 Persen Sepanjang 2020 Jadi Rp31,66 Triliun

Menutup periode 2020, aset perusahaan pembiayaan mikro pelat merah ini tumbuh mencapai 27,1 persen (year-on-year/yoy) menjadi Rp31,66 triliun dari capaian 2019 di Rp24,9 triliun.
Kantor PNM/pnm.co.id
Kantor PNM/pnm.co.id

Bisnis.com, JAKARTA - Masifnya pertumbuhan nasabah jadi penopang kinerja keuangan PT Permodalan Nasional Madani (Persero) sepanjang periode 2020, kendati sempat terdampak pandemi Covid-19.

Menutup periode 2020, aset perusahaan pembiayaan mikro pelat merah ini tumbuh mencapai 27,1 persen (year-on-year/yoy) menjadi Rp31,66 triliun dari capaian 2019 di Rp24,9 triliun.

Pendapatan usaha juga meningkat 12,1 persen (yoy) dari Rp5,15 triliun pada 2019 menjadi Rp5,77 triliun, kendati beban usaha pun ikut naik 14,2 persen (yoy) dari Rp4,86 pada 2019 ke Rp5,56 triliun pada 2020.

EVP Keuangan dan Operasional PNM Sunar Basuki mengungkap, hal ini merupakan dampak positif dari kinerja kedua program unggulannya, yaitu Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar), maupun program Unit Layanan Modal Mikro (ULaMM).

Menurutnya, ekspansi bisnis inilah yang menjadi faktur utama membawa PNM masih sanggup memperoleh laba bersih Rp359 miliar, walaupun tercatat turun 63,3 persen (yoy) dari capaian 2019 di Rp977 miliar.

"Kita sempat kehilangan pendapatan di Maret sampai awal Agustus. Relaksasi salah satu penyebabnya, sehingga PNM tidak full menerima pembayaran dari nasabah. Jadi walaupun kita push cukup kuat, efek pandemi memang tidak bisa dipungkiri masih berpengaruh ke pendapatan," ujarnya, Rabu (10/2/2021).

Adapun, total jumlah nasabah PNM kini mencapai 7,9 juta nasabah, terdiri dari ULaMM yang naik 32,1 persen (yoy) menjadi 97.449 nasabah, sementara Mekaar naik 29,1 persen (yoy) menjadi 7,8 juta nasabah.

Sepanjang 2020, jumlah penyaluran ULaMM memang tampak turun 35 persen ke Rp2,51 triliun pada 2020, namun penyaluran ke Mekaar naik 20,4 persen ke Rp24,34 triliun. Total penyaluran PNM ke kedua program ini sebesar Rp26,85 triliun atau naik 11,54 persen (yoy).

Namun demikian, PNM masih sanggup memperbaiki tingkat nonperforming loan (NPL) ULaMM dari 2,86 persen di 2019 ke 2,66 persen di 2020. Sementara NPL Mekaar juga mengalami perbaikan tipis dari 0,14 ke 0,13 persen.

Kindaris, Executive Vice President ULaMM menjelaskan bahwa penurunan penyaluran ULaMM merupakan akibat pandemi, yang memaksa PNM sama sekali tak menyalurkan ULaMM pada periode April dan Mei.

"Padahal pada Maret kita masih bisa menyalurkan Rp225,1 miliar kepada 2.699 akun dengan rata-rata lending Rp83 juta. Tapi Juni mulai menyalurkan lagi, kembali pulih di Juli, dan puncaknya di November Rp386,5 miliar kepada 11.148 akun, dan Desember Rp351,4 miliar kepada 13.446 akun," ungkapnya.

Adapun untuk program ULaMM PANTAS, akumulasi hingga Desember 2020 telah mencapai Rp231,6 miliar kepada 20.328 nasabah.

Terakhir, terkait kegiatan pelatihan program pengembangan kapasitas usaha besutan PNM, jumlahnya mencapai 5.847 kegiatan yang diikuti 157.951 peserta. Terbagi untuk ULaMM (3.275 kegiatan, diikuti 81.828 peserta) dan Mekaar (2.572 kegiatan, diikuti 76.123 peserta).

Pada periode 2021, PNM menargetkan penyaluran di semua lini bisnisnya mencapai Rp38 triliun, ditopang jumlah nasabah yang naik ke angka 9,6 juta, dan kenaikan plafon pinjaman bagi 650.000 nasabah yang usahanya telah naik kelas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Aziz Rahardyan
Editor : Ropesta Sitorus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper