Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bank Syariah Indonesia (BRIS) Terbentuk, Market Share Perbankan Syariah Tumbuh?

Dari penggabungan tiga bank syariah anak usaha BUMN, BSI mencatatkan total aset sebesar Rp239,56 triliun per Desember 2020 atau urutan ketujuh terbesar di industri perbankan nasional. Adapun, modal inti mencapai Rp22,61 triliun.
Pegawai menunjukan aplikasi Bank Syariah Indonesia (BSI) usai peresmiannya di Jakarta, Senin (1/2/2021). Presiden Joko Widodo meresmikan BSI yang menandai telah tuntas dan rampungnya proses merger tiga bank syariah milik Himbara yakni PT Bank BRIsyariah Tbk, PT Bank Syariah Mandiri dan PT Bank BNI Syariah. ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto
Pegawai menunjukan aplikasi Bank Syariah Indonesia (BSI) usai peresmiannya di Jakarta, Senin (1/2/2021). Presiden Joko Widodo meresmikan BSI yang menandai telah tuntas dan rampungnya proses merger tiga bank syariah milik Himbara yakni PT Bank BRIsyariah Tbk, PT Bank Syariah Mandiri dan PT Bank BNI Syariah. ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto

Bisnis.com, JAKARTA - Kehadiran PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) yang diresmikan pada 1 Februari 2021, diharapkan dapat mempercepat perkembangan perbankan syariah di Indonesia.

Bank Syariah Indonesia merupakan gabungan dari tiga bank syariah BUMN, yakni PT Bank BRIsyariah Tbk., PT Bank Mandiri Syariah, dan PT Bank BNI Syariah. Dari penggabungan tersebut, BSI mencatatkan total aset sebesar Rp239,56 triliun per Desember 2020 atau urutan ketujuh terbesar di industri perbankan nasional. Adapun, modal inti mencapai Rp22,61 triliun.

Ketua Program Studi Ilmu Ekonomi Islam FEB UI Tika Arundina mengatakan kehadiran BSI menjadi momentum bagi perkembangan industri ekonomi dan keuangan syariah, terutama perbankan syariah.

Indonesia memiliki jumlah penduduk Muslim terbesar, tetapi pertumbuhan industri syariahnya relatif stagnan. Market share perbankan syariah berhasil keluar dari jebakan 5% pada 2017, terjadi karena adanya konversi Bank Aceh. Saat ini market share perbankan syariah sebesar 6,3%. Angka tersebut tidak banyak bergerak dalam beberapa tahun terakhir.

Dia mengatakan dengan bergabungnya tiga bank syariah BUMN menjadi BSI tidak lantas memperbesar aset perbankan syariah. Market share masih akan tetap 6%. Namun, dengan modal yang lebih kuat membuat skala ekonomi lebih besar sehingga dapat mencapai cost of fund yang rendah. Hal tersebut akan berdampak pada profitabilitas bank yang lebih tinggi.

"Salah satu masalah bank syariah adalah cost of fund tinggi, sehingga pricing menjadi mahal. Harapannya dengan memiliki pricing yang lebih rendah dan kompetitif, maka bank syariah bisa mendapatkan nasabah yang risiko profilnya lebih baik, sehingga berdampak ke profitabilitas yang lebih tinggi," katanya dalam diskusi yang diselenggarkan INDEF, Selasa (16/2/2021).

Tika menambahkan setelah resmi beroperasi pada 1 Februari kemarin, BSI memiliki sejumlah peluang yang dapat digarap. Di antaranya integrasi dengan lembaga komersial dalam pemanfaatan dana zakat, wakaf sehingga lebih produktif. BRIS dapat mengoptimalkan pengumpulan dana zakat melalui pemanfaatan teknologi dan penetrasi nasabah yang dimiliki. Apalagi pengumpulan dana zakat saat ini baru terserap 6% dari potensi yang ada.

"Merger ini menjadi PR yang baru dimulai. Bagaimana setelah ini dapat memperbesar aset secara menyeluruh," katanya.

Ekonom Senior INDEF Iman Sugema mengatakan merger sebagai salah satu cara untuk melakukan percepatan pengembangan industri perbankan syariah. Mayoritas bank syariah memiliki modal kecil sehingga jangkauan produk maupun layananya terbatas.

"Dalam beberapa tahun terakhir, bank besar memiliki keunggulan kompetitif dalam menyerap dana murah dan stabil. Bank kecil harus jumpalitan untuk mencari dana murah sehingga menaikan suku bunga. Persaingan seperti ini tidak sehat. Salah satu cara menyehatkan adalah bank syariah harus menjadi besar," imbuhnya dalam kesempatan yang sama.

Untuk mengembangkan perbankan syariah juga dibutuhkan human capital yang baik. Dengan modal yang kuat, maka bank syariah dapat merekrut bankir terbaik sehingga perusahannya lebih cepat berkembang.

"Kalau bank kecil akan sulit menyediakan remunerasi, insentif dengan jumlah yang lebih baik bagi para bankir yang sudah top di industrinya. Kalau bank syariah bisa mempekerjakan top bankir, maka akan lebih cepat berkembang," ujarnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Azizah Nur Alfi
Editor : Ropesta Sitorus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper