Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Misi Baru BTN (BBTN), Siap Taklukkan Asia Tenggara

Kini misi baru emiten berkode BBTN ini adalah menjadi The Best Mortgage Bank in South East Asia 2025.
Suasana layanan di kantor PT Bank Tabungan Negara Tbk di Jakarta, Senin (8/1)./JIBI-Dedi Gunawan
Suasana layanan di kantor PT Bank Tabungan Negara Tbk di Jakarta, Senin (8/1)./JIBI-Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA -- Perjuangan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. selama masa pandemi tak dapat dipandang sebelah mata.

Transformasi internal serta komitmen yang sangat serius dari semua pengurus, menjadikan perseroan bank pelat merah paling sukses tahun lalu. Kini target baru pun dipatok lebih agresif, yakni menaklukkan Asia Tenggara.

Sedikit bernostalgia, kinerja Bank BTN mendapat tekanan cukup signifikan pada 2019. Laba yang biasanya berada di kisaran Rp3 triliun, turun hingga tinggal Rp209 miliar saja.

Pada akhir 2019, perombakan manajemen dilakukan dengan cepat, serta transformasi pun dikawal secara ketat. Hingga akhirnya, proses tranformasi yang dijanjikan memberi sebuah pintu terang bagi Bank BTN untuk melangkah lebih mantap pada akhir 2020.

Bank yang pada masa pemerintahan Belanda bernama Postspaarbank ini membukukan laba bersih Rp1,6 triliun pada 2020. Percetakan tersebut naik 6,7 kali lipat dari raihan tahun sebelumnya.

Dengan realisasi tersebut, perseroaan juga tercatat sebagai bank pemerintah satu-satunya yang mampu meningkatkan labanya pada masa sulit.

Tak di situ saja, BTN juga mampu mencatatkan pertumbuhan kinerja fungsi intermediasi positif, yakni 1,7 persen menjadi Rp260,12 triliun. Kredit dari segmen subsidi menjadi penopang utama dengan pertumbuhan 7,7 persen secara tahunan menjadi Rp107,1 triliun.

Raihan ini tampak semakin signifikan lantaran industri perbankan mengalami kontraksi fungsi intermediasi hingga 2,4 persen.

Misi Baru BTN (BBTN), Siap Taklukkan Asia Tenggara

Restrukturisasi kredit Bank BTN mencapai Rp57,5 triliun. Namun, kualitas kredit justru terlihat semakin ciamik dengan rasio kredit bermasalah gross mampu di tekan 67 bps secara tahunan menjadi 4,24 persen.

Coverage ratio dari kredit terdampak pandemi pun mencapai 117,30 persen. Rasio pinjaman terhadap simpanan perseroan atau loan to deposits ratio (LDR) berada pada level 93,19 persen dan rasio kecukupan modal berada (capital adequacy ratio/CAR) pada 19,32 persen menunjukkan kemampuan ekspansi yang kuat untuk masa pemulihan ekonomi tahun ini.

Ibarat sebuah pondasi kokoh, kinerja keuangan 2020 tersebut akan membuat proses pembangunan kinerja lebih baik lagi di normal baru.

Mantan Direktur Utama BTN Pahala Nugraha Mansury, yang saat ini telah didapuk menjadi Wakil Menteri BUMN, patut mendapat apresiasi lantaran terbukti mampu mengembalikan semangat Bank KPR nasional ini dalam 1 tahun kerjanya.

Kini misi baru emiten berkode BBTN ini adalah menjadi The Best Mortgage Bank in South East Asia 2025. Perseroan optimistis akan ada sekitar 1,4 juta hingga 1,7 juta masyarakat di Indonesia yang mendapat pembiayaan baru dari Bank BTN.

Jika diselisik lebih dalam, perseroan menjalankan 5 insiatif transformasi yang telah dilakukan perseroan pada tahun lalu. Inisiatif tersebut meliputi penerapan tata kelola perusahaan yang baik dengan meluncurkan whistle blower system.

Perseroan memperbaiki proses bisnis dengan sentralisasi proses operasional kredit konsumer. Rasio early payment default 2020 pun membaik menjadi 0,19 persen dari sebelumnya 0,46 persen.

Perseroan juga telah mendapat penguatan modal melalui penerbitan junior global bond awal tahun lalu yang mencapai US$300 juta. Bank BTN juga masih menjalin kerja sama dengan JBIC, AIIB dan ADB untuk pengembangan proyek rumah milenial di daerah perkotaan.

Misi Baru BTN (BBTN), Siap Taklukkan Asia Tenggara

Layanan nasabah di kantor PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) di Jakarta./JIBI-Dedi Gunawan

Bank dengan kode saham BBTN pun memperbaiki kualitas kredit dengan memperluas saluran penjualan kredit macet. Perseroan juga men-digitalisasi proses koleksi melalui mobile collection dan digital verification.

Perseroan pun telah berhasil meningkatkan efisiensi dengan transformasi proses pengadaan barang dan jasa dengan sentralisasi pengadaan dan pengelolaan vendor.

Wakil Menteri II Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kartika Wirjoatmodjo pun mengapresiasi transformasi yang dilakukan BTN. Dia menyampaikan modal Bank BTN cukup kuat dalam bertahan di sektor pembiayaan properti tanpa perlu berubah menjadi bank yang universal.

Pertumbuhan segmen perumahan dan customer based yang bisa digarap dari value chain perumahan, sehingga Bank BTN bisa tumbuh dan besar serta menjadi bank yang sehat dengan kapitalisasi pasar yang besar.

“Dalam periode recovery ini, selain memperbaiki kualitas kredit dan funding, bagaimana juga bisa membangun transaction business yang kuat dimulai dari value chain mortgage yang menjadi core competence dari Bank BTN,” katanya.

Kartika berpendapat kekuatan Bank BTN pada pembiayaan properti harus tetap diperluas pada ekosistem value chain mortgage maupun customer based. Integrasi antara mortgage driven growth serta ekosistem mortgage diperkirakan dapat mendorong customer based yang stabil dan kemudian ekosistem dari developer-nya.

"Bisnis bank BTN yang berpusat pada bisnis pembiayaan perumahan dapat berjalan asalkan tekun menangkap aliran transaksi dalam ekosistem perumahan," imbuhnya.

Plt Direktur Utama Bank BTN Nixon L.P. Napitupulu mengatakan visi untuk menjadi The Best Mortgage Bank in Southeast Asia pada 2025 bukan perkara mudah. Namun, dia memastikan kondisi keuangan, teknologi informasi sekaligus SDM berada dalam kondisi yang prima.

Roadmap untuk mewujudkan misi tersebut pun sudah tersusun matang. Perseroan akan meningkatkan upaya peningkatkan low-cost funding sebesar dua kali lipat menjadi Rp270 triliun.

Perseroan terus mendorong keterjangkauan akses perumahan bagi lebih dari enam juta masyarakat Indonesia dan membangun one stop shop financial solution untuk bisnis terkait perumahan.

Dia juga meyakini BTN mampu menjadi inovator digital dan home of Indonesia’s best talent serta membangun portofolio kredit yang berkualitas tinggi dan menurunkan rasio kredit macet.

Roadmap tersebut kami susun dengan mempertimbangkan sejumlah faktor di antaranya pencapaian Bank BTN tahun 2020. Prospek perumahan yang akan kembali berjalan serta adanya percepatan digital disruption yang didorong oleh virtual serta stay home lifestyle,” Nixon.

Misi Baru BTN (BBTN), Siap Taklukkan Asia Tenggara

Plt Direktur Utama BTN Nixon L.P. Napitupulu/Dokumen BTN

Dia menjelaskan perseroan akan memanfaatkan pemulihan ekonomi yang akan mendongkrak kinerja PDB 4 persen pada 2021 dan berlanjut 5,1 persen pada 2022. Sektor properti perumahan akan menjadi pendorong yang cukup kuat sehingga kinerja sektor terkait termasuk perbankan di segmen KPR pun akan tereskalasi dengan baik.

Pemerintah juga masih melanjutkan program pembangunan satu juta rumah untuk dapat terus memfasilitasi masyarakat kelas menengah bawah yang menjadi nasabah potesial Bank BTN.

Khusus tahun ini, bank yang terlahir kembali pada 1950 itu, kembali mendapat kepercayaan untuk menyalurkan dana Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) senilai Rp 8,73 triliun.

Dana tersebut akan disalurkan perseroan melalui program Kredit Pemilikan Rumah (KPR) subsidi konvensional senilai Rp 7,76 triliun dan KPR subsidi syariah senilai Rp 965 miliar. Dengan subsidi tersebut BTN akan mampu menyalurkannya untuk pembiayaan 81.000 unit rumah subsidi pada tahun 2021.

BTN juga kembali dipercaya untuk menyalurkan skema Kredit Pemilikan Rumah Bantuan Pembiayaan Perumahan Berbasis Tabungan (KPR BP2BT).

Melalui skema KPR BP2BT, masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dapat memiliki hunian dengan bantuan hingga Rp40 juta dari pemerintah. Dengan nilai bantuan tersebut juga akan mengurangi nilai angsuran KPR para MBR.

Di luar pasar KPR subsisi, Nixon menyampaikan akselerasi penyaluran KPR juga akan didorong oleh kaum milenial yang sudah mulai masuk dalam kelas menengah. Perseroan pun telah menyiapkan banyak platform serta strategi menarik untuk mengoptimalkan pasar ini.

BTN memiliki produk bernama KPR Gaes yang memfasilitasi kawula muda dapat memiliki rumah hanya dengan down payment 1 persen dan bahkan libur cicil selama 2 tahun pertama.

Kaum melinial pun tak perlu ragu karena BTN telah bekerja sama dengan 5.000 developer yang andal dan tepercaya. "Banyak rumah dan apartemen yang ditawarkan pun terintegrasi dengan transportasi umum," ujarnya.

Lagi pula, dia melanjutkan prospek pembiayaan KPR justru semakin potensial di masa pandemi. Masyarakat khususnya kaum milenial justru semakin paham esensi kepemilikan rumah.

"Kita itu work from home, study from home, semua aktifitas from home. Kalau tidak ada home, justru orang semakin kesulitan. Rumah akan menjadi pusat dari berbagai kehidupan masyarakat ke depannya. Jadi, sektor ini akan semakin potensial," sebutnya.

Potesi besar bagi BTN

Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Moch. Amin Nurdin pun berpendapat potensi Bank BTN untuk mencapai target The Best Mortgage Bank in Southeast Asia pada 2025 sangat relevan.

Perseroan telah melakukan transformasi yang sangat matang pada masa pandemi, sehingga dapat mengoptimalkan perbaikan konsumsi masyarakat serta subsidi yang dipercayakan pemeirntah.

"Sudah cukup baguslah. Performa kinerja BTN akhir tahun lalu juga kita lihat sudah sangat baik," katanya.

Di Indonesia, Amin berpendapat posisi BTN sudah sangat baik dengan pangsa KPR subsidi Indonesia dengan porsi lebih dari 90 persen. BTN hanya perlu meningkatkan efisiensi beban dana sehingga dapat lebih berdaya saing dalam hal suku bunga KPR-nya.

"Upaya ini pun sudah tampak agresif yang mana kinerja mobile banking BTN sudah meningkat seiring dengan penggunaan digital banking. Beban simpanan berjangka juga sudah jauh turun," imbuhnya.

Analis Senior CSA Research Institute Reza Priyambada menyampaikan kinerja perseroan yang cukup agresif pada akhir tahun membuat apresiasi investor meningkat. Perseroan juga terus menunjukkan peningkatan laba setiap kuartalnya pada tahun lalu.

"Kinerjanya sangat bagus, bahkan bukan sekadar kredit tetapi juga kualitasnya sudah jauh membaik. Apalagi, kualitas kredit bank menjadi perhatian utama bagi investor di masa pemulihan ekonomi tahun ini," katanya.

Dia menyampaikan tagline untuk menjadi The Best Mortgage Bank in Southeast Asia pada 2025 pun cukup menjual. Ini bahkan akan mendorong optimisme investor secara menyeluruh karena properti perumahan memiliki banyak industri turunan yang terkait.

Meski agak tertekan, tetapi kebutuhan rumah tinggal gedung bertingkat pun akan kembali meningkat. Reza optimistis Bank BTN tetap akan mampu untuk meningkatkan kinerja fungsi intermediasi di sektor ini dan memperkuat dominasinya di pembiayaan KPR.

"Ini mengartikan bahwa memang BTN fokus di pembiayaan bangunan. Ini bisa menjadi bagian dari proyek pemerintah terkait dengan penyediaan hunian," katanya.

Berdasarkan data RTI, harga saham BBTN per 11 Februari tercatat 1.730, dengan market cap Rp18,32 triliun. Posisi harga ini memang masih lebih rendah 43,65 persen dari periode sama tahun lalu, tetapi sudah naik 36,76 persen dari posisi 6 bulan lalu.

"Dengan fundamental, dan target yang telah dicanangkan untuk menjadi terbaik di Asia Tenggara, maka target harga untuk BBTN adalah 2.300," imbunya.

Setali tiga uang, CEO Indonesia Property Watch (IPW) Ali Tranghanda pun meyakini target untuk menjadi bank KPR terbaik se-Asia Tenggara tersebut dapat dicapai BTN.

Dia menuturkan BTN saat ini menjadi satu-satunya bank yang fokus untuk perumahan dan itu menjadi salah satu faktor yang menguntungkan BTN untuk menyalurkan KPR ke masyarakat, bahkan 70 persen dari total kredit BTN tersalurkan melalui KPR.

Porsi KPR Subsidi BTN yang mencapai 85-90 persen pun menjadinya BTN sebagai market leader, meskipun perlu ditingkatkan juga porsi KPR komersial yang saat ini masih berkisar 35-40 persen.

"BTN sangat mungkin menjadi The Best Mortgage Bank pada 2025. Saat ini rasio pengguna KPR kita terhadap GDP masih di bawah 3 persen masih sangat tertinggal dibandingkan negara lain. Artinya potensi pembelian rumah dengan KPR masih sangat tinggi," katanya.

Adapun, KPR per GDP rasio Indonesia adalah yang terendah di Asia Tenggara. KPR per GDP rasio Singapura mencapai 44,8 persen, Malaysia 38,4 persen, Jepang 33,7 persen, dan Korea Selatan 26,8 persen.

Kendati demikian, Ali tetap berharap BTN tetap mengupayakan penurunan suku bunga kredit, peningkatan kualitas SDM, serta perbaikan pelayananbaik digital maupun fisik. Terlebih, pasar KPR akan menjadi semakin kompetitif seiring dengan pemulihan ekonomi dan pendapatan masyarakat yang di mulai tahun ini.

"Ini juga berguna bagi BTN untuk menyasar kaum milenial. Selain masalah suku bunga yang masih tinggi, BTN harus mampu menyiasati pembiayaannya dengan periode KPR yang lebih panjang sehingga cicilan bisa lebih rendah," imbuhnya.

Pencapaian BTN saat ini tentu sudah membuat banyak pihak bersuka cita. Namun, cita-cita untuk menjadi terbaik se-Asia Tenggara akan banyak membuat masyarakat Indonesia berbangga dan mendapatkan manfaatnya. Tentu harapan dan dukungan selalu mengalir untuk bank pelat merah yang telah mengabdi selama lebih dari 44 tahun ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : M. Richard
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper