Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tegaskan Tak Ada Kanibalisasi, Bos BRI: Holding Ultra Mikro Adalah Sinergi untuk UMKM

Sunarso mengatakan pembentukan Holding Ultra Mikro (UMi) yang beranggotakan Bank BRI, PT Pegadaian (Persero) dan PT Permodalan Nasional Madani (Persero) atau PNM bukanlah berupa akusisi, melainkan saling sinergi dengan tujuan untuk membantu segmen UMKM.
Logo baru Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terpasang di Gedung Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis (2/7/2020). ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
Logo baru Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terpasang di Gedung Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis (2/7/2020). ANTARA FOTO/Aprillio Akbar

Bisnis.com, Jakarta - Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Sunarso menegaskan konsolidasi antarBUMN yang bergerak di bidang pembiayaan ultra mikro tidak akan menyebabkan kanibalisasi bagi perusahaan yang terlibat. 

Sunarso mengatakan pembentukan Holding Ultra Mikro (UMi) yang beranggotakan Bank BRI, PT Pegadaian (Persero) dan PT Permodalan Nasional Madani (Persero) atau PNM bukanlah berupa akusisi, melainkan saling sinergi dengan tujuan untuk membantu segmen UMKM.

Dia juga menepis kekhawatiran sejumlah pihak di mana nantinya dengan konsolidasi yang digagas Kementerian BUMN ini, maka Pegadaian dan PNM menjadi anak usaha BRI dan tidak dapat melakukan bisnisnya seperti semula.  

"Jadi aksi korporasi ini bukan BRI mengambil dua perusahaan BUMN itu. Yang benar adalah pemerintah mengalihkan saham dari dua perusahaan itu kepada BRI. Jadi, bukan akuisisi, bukan holding, tetapi adalah membentuk ekosistem ultra mikro,"ujar Sunarso dalam acara CNBC Economic Outlook 2021 Indonesia, Kamis (25/2/2021).

Dia juga menambahkan bahwa holding BUMN ultra mikro ini adalah sinergi untuk memperbesar jumlah UMKM yang dapat mengakses pembiayaan berbunga rendah. Menurutnya, lewat sinergi ini maka pihak yang harus diuntungkan adalah UMKM. 

"Datanya ada 57 juta UMKM, 20% terlayani dan belum cukup, baru ada sekitar 15 juta. Selebihnya 30 juta belum terlayani lembaga keuangan kita, 5 juta dilayani rentenenir. Dan ada 18 juta belum terlayani sama sekali, kita bentuk ekosistem yang 18 juta supaya bisa dilayani lebih baik," tegasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper