Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BEI Suspensi BBYB, Ini Penjelasan Bank Neo Commerce

Pada awal Februari 2021, harga saham BBYB masih Rp340 yang kemudian naik hingga Rp810 pada penutupan bursa kemarin (24/2), atau meningkat hingga 238%. Sepekan terakhir, saham BBYB mengalami kenaikan 63,31% dan mengalami kenaikan selama 3 hari beruntun.
Kantor Bank Yudha Bhakti/yudhabhakti.co.id
Kantor Bank Yudha Bhakti/yudhabhakti.co.id

Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Neo Commerce Tbk. menegaskan perseroan terus fokus pada pengembangan digital sesuai dengan tren masyarakat yang kian membutuhkan layanan berbasis teknologi. Peningkatan harga saham yang terjadi belakangan diklaim sebagai respon masyarakat terhadap rencana bisnis emiten berkode BBYB.

Direktur Utama PT Bank Neo Commerce Tjandra Gunawan mengatakan transformasi digital yang dilakukan oleh BNC ini disambut baik oleh para stakeholder perseroan, termasuk para investor di pasar saham. Namun, kenaikan harga saham BBYB yayng sangat pesat kemudian mendapat perhatian dari Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan menghentikan sementara perdagangan saham BBYB.

“Kami sangat senang karena hal ini menunjukkan bahwa antusiasme dan kepercayaan masyarakat terhadap bank digital semakin tinggi. Hal ini memperkuat optimisme kami sebagai bank digital dengan visi kami, Banking Above and Beyond,” ujarnya dalam keterangan resmi, Kamis (25/2/2021).

Seperti diketahui, harga saham BBYB mengalami kenaikan cukup signifikan dalam tiga minggu terakhir. Pada awal Februari 2021, harga saham BBYB ialah Rp340 yang kemudian naik hingga Rp810 pada penutupan bursa kemarin (24/2), atau meningkat hingga 238%. Dalam sepekan terakhir, saham BBYB mengalami kenaikan 63,31% dan mengalami kenaikan selama 3 hari beruntun.

Bank Neo Commerce (BNC) atau yang sebelumnya dikenal dengan Bank Yudha Bhakti telah mengumumkan pelaksanaan rights issue untuk mendapatkan suntikan modal guna memenuhi Ketentuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terkait Pemenuhan Modal Inti minimum Bank melalui skema Penawaran Umum terbatas dan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD).

Salah satu pemegang saham utamanya, PT Akulaku Silvrr Indonesia berkomitmen untuk ambil bagian dalam Penawaran Umum Terbatas (PUT). Melalui aksi korporasi ini, diharapkan perseroan akan mendapatkan suntikan dana sebesar Rp249,82 miliar.

Tjandra menuturkan fokus BBYB kepada layanan digital sejalan dengan antusiasme masyarakat terhadap layanan bank digital seperti hasil survei Inventure Indonesia dan Alvara Research Center yang menyebutkan bahwa penetrasi digital semakin masif di sektor perbankan. Layanan berbasis digital seperti internet dan mobile banking semakin sering digunakan oleh para nasabah. Masyarakat menilai berbagai layanan digital memberikan banyak kemudahan dan kenyamanan.

Bank Neo Commerce, katanya, selalu berupaya untuk melakukan inovasi guna meyakinkan masyarakat agar menggunakan bank digital dalam pengelolaan keuangan. Salah satu upaya untuk memperkenalkan identitas baru sebagai neo bank dan memberikan neo customer experience sebagai bagian dari transformasi digital ialah dengan membuka pameran di Ashta @ District 8 SCBD, Jakarta.

Selain itu, BNC juga melakukan kerja sama dengan berbagai perusahaan digital ternama, seperti Huawei, Sunline, dan Tencent Cloud. Kerja sama ini dilakukan untuk mewujudkan pengalaman perbankan digital yang aman dan terlindungi, sehingga masyarakat tidak perlu khawatir lagi atas kerahasiaan data mereka.

Tjandra mengatakan Bank Neo Commerce berkomitmen untuk memberikan neo banking experience kepada masyarakat diiringi dengan konsistensi dalam menjalani aktivitas perbankan yang transparan, akuntabel, dan berorientasi pada kepuasan pelanggan.

“Ini sejalan dengan salah satu nilai inti yang dimiliki korporasi, yaitu trust and integrity. Kami berterima kasih pada masyarakat yang menunjukkan kepercayaannya kepada BNC yang tercermin dengan meningkatnya nilai saham BBYB dalam beberapa minggu terakhir,” katanya.

Adapun, kinerja keuangan BNC masih tetap terjaga tahun 2020. Di tengah situasi pandemi Covid-19, perseroan membukukan laba bersih senilai Rp19,9 miliar pada kuartal IV/2020 (unaudited), naik dari periode yang sama tahun sebelumnya yakni sebesar Rp16 miliar.

Aset BNC tercatat mencapai Rp5,4 triliun pada periode tersebut. Kredit yang disalurkan mencapai Rp3,6 triliun dan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang dihimpun sebesar Rp3,9 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Thomas Mola
Editor : Ropesta Sitorus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper