Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kurangi Porsi di Saham dan Reksa Dana, BPJS Ketenagakerjaan Ingin Investasi di SWF

Menurut Anggoro, Lembaga Pengelola Investasi (LPI) selaku SWF Indonesia akan memiliki sejumlah proyek di sektor riil yang menarik untuk investasi. Selain itu, karakteristik proyek jangka panjang pun sesuai dengan kebutuhan BPJS Ketenagakerjaan.
Jajaran direksi baru BPJS Ketenagakerjaan berfoto bersama, Selasa (23/2/2021). /Dok. Humas BPJS Ketenagakerjaan
Jajaran direksi baru BPJS Ketenagakerjaan berfoto bersama, Selasa (23/2/2021). /Dok. Humas BPJS Ketenagakerjaan

Bisnis.com, JAKARTA — Badan Penyelenggara Jaminan Sosial atau BPJS Ketenagakerjaan berencana menempatkan investasi melalui sovereign wealth fund atau SWF yang berorientasi jangka panjang.

Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan Anggoro Eko Cahyo menjelaskan bahwa pihaknya menyusun lima poin strategi investasi pada 2021. Strategi itu disiapkan agar BPJS dapat memperoleh imbal hasil optimal, termasuk di antaranya memulihkan rasio kecukupan dana (RKD) program jaminan hari tua (JHT).

Menurut Anggoro, Lembaga Pengelola Investasi (LPI) selaku SWF Indonesia akan memiliki sejumlah proyek di sektor riil yang menarik untuk investasi. Selain itu, karakteristik proyek jangka panjang pun sesuai dengan kebutuhan BPJS Ketenagakerjaan.

"Kami bisa berkontribusi kepada pemerintah di SWF dengan meningkatkan alokasi investasi di instrumen investasi langsung. Kami melihat SWF nantinya akan punya banyak proyek, kami melihat apakah bisa masuk ke SWF," ujar Anggoro dalam rapat dengar pendapat bersama Dewan Pengawas BPJS Ketenagakerjaan dan Komisi IX DPR, Selasa (30/3/2021).

Anggoro menjelaskan bahwa investasi melalui SWF akan sesuai dengan kebutuhan program JHT dan jaminan pensiun (JP). Kedua program tersebut memberikan manfaat dalam jangka panjang, sehingga investasinya pun harus ditempatkan di instrumen jangka panjang.

Adapun, berdasarkan dokumen yang diperoleh Bisnis, komposisi investasi BPJS Ketenagakerjaan per Januari 2021 terdiri saham sebesar 15,9 persen, reksadana 8,3 persen, obligasi 63,1 persen, deposito 12,2 persen, properti 0,4 persen, dan penyertaan langsung 0,1 persen. Apabila rencana investasi di SWF itu berjalan, komposisi investasi penyertaan langsung pun akan meningkat.

BPJS Ketenagakerjaan akan fokus melakukan rekomposisi portofolio investasi, khususnya saham dan reksadana ke obligasi atau investasi lagsung. Rekomposisi itu, menurut Anggoro, merupakan upaya untuk meminimalisir risiko pasar dan memperkuat likuiditas.

Instrumen jangka pendek seperti obligasi dipilih oleh BPJS Ketenagakerjaan karena badan tersebut akan segera menjalankan program jaminan kehilangan pekerjaan (JKP). Adapun, instrumen investasi jangka panjang seperti melalui SWF diperuntukkan untuk kebutuhan dana jangka panjang.

"Ini tentu saja ke depan akan mengurangi dampak dari fluktuasi indeks harga," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper