Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Saran bagi Emiten yang Sahamnya Dimiliki BPJS Ketenagakerjaan

BPJS Ketenagakerjaan menyatakan akan berkomunikasi dengan emiten-emiten yang sahamnya telah dimiliki tapi berkontribusi terhadap unrealized loss. Badan itu akan mempertimbangkan prospek emiten lalu menilainya apakah layak untuk dipertahankan atau akan dilepas.
Karyawan melintas di dekat logo BPJS Ketenagakerjaan/BP Jamsostek di Jakarta. Bisnis/Himawan L Nugraha
Karyawan melintas di dekat logo BPJS Ketenagakerjaan/BP Jamsostek di Jakarta. Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — Badan Penyelenggara Jaminan Sosial atau BPJS Ketenagakerjaan akan mengurangi komposisi investasinya di saham dan reksa dana untuk meminimalisir risiko pasar. Sebanyak 34 emiten yang sahamnya dimiliki BPJS Ketenagakerjaan harus menyiapkan upaya tertentu.

Pengamat Pasar Modal Universitas Indonesia Budi Frensidy menilai bahwa perubahan strategi investasi itu setidaknya dipengaruhi dua faktor utama, yakni dipermasalahkannya unrealized loss yang terjadi dan kondisi pasar modal yang masih volatil.

Menurutnya, BPJS Ketenagakerjaan pun akan lebih berhati-hati dalam memperlakukan portofolio eksistingnya. Terdapat kemungkinan BPJS Ketenagakerjaan mengurangi kepemilikan saham di sejumlah emiten atau reksadana, dan mengalihkannya ke instrumen yang lebih minim risiko.

Dalam proses rekomposisi investasinya, BPJS Ketenagakerjaan menyatakan akan menjalin komunikasi dengan emiten-emiten yang sahamnya telah dimiliki tapi berkontribusi terhadap unrealized loss. Badan itu akan mempertimbangkan prospek emiten lalu menilainya apakah layak untuk dipertahankan atau akan dilepas.

"Emiten harus memeriksa seberapa besar kepemilikan saham BPJS Ketenagakerjaan di sana. Jika size-nya besar kepemilikan di emiten itu, saya pikir perlu ada upaya komunikasi dengan BPJS, karena kalau sampai BPJS keluar akan ada market impact untuk saham itu," ujar Budi kepada Bisnis, Rabu (31/3/2021).

Menurut Budi, emiten-emiten terkait perlu aktif menjalin komunikasi dengan BPJS Ketenagakerjaan dan menjelaskan prospek bisnisnya. Upaya komunikasi dinilai akan menguntungkan kedua belah pihak.

"Kalau fundamentalnya bagus tidak ada alasan BPJS untuk keluar dari emiten itu walaupun harganya masih tertekan, tapi jika BPJS keluar tekanannya justru akan lebih besar lagi," ujar Budi.

Berdasarkan dokumen yang diperoleh Bisnis, komposisi investasi BPJS Ketenagakerjaan per Januari 2021 terdiri saham sebesar 15,9 persen, reksa dana 8,3 persen, obligasi 63,1 persen, deposito 12,2 persen, properti 0,4 persen, dan penyertaan langsung 0,1 persen.

Dalam dokumen tersebut, BPJS Ketenagakerjaan tercatat menempatkan investasi saham di 34 emiten, yang 25 di antaranya merupakan saham LQ45. Sembilan emiten lainnya tercatat sebagai saham LQ45 saat pembelian berlangsung.

Berikut daftar saham BPJAMSOSTEK berdasarkan dokumen yang diperoleh Bisnis:

-AALI

-ADRO

-ANTM

-ASII

-BBCA

-BBNI

-BBRI

-BBTN

-BMRI

-BSDE

-GIAA

-ICBP

-INCO

-INDF

-INTP

-ITMG

-JSMR

-KLBF

-KRAS

-LSIP

-PGAS

-PTBA

-PTPP

-SIMP

-SMGR

-SMRA

-TINS

-TLKM

-UNTR

-UNVR

-WIKA

-WSBP

-WSKT

-WTON

Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan Anggoro Eko Cahyo menjelaskan bahwa risiko pasar dari saham dan reksadana menjadi salah satu penyebab rasio kecukupan dana program jaminan hari tua (JHT) berada di bawah 100 persen. Manajemen BPJS Ketenagakerjaan pun memilih solusi untuk menyesuaikan portofolio investasinya.

"Kami lihat strateginya bisa melakukan perubahan dari saham dan reksadana ke obligasi atau investasi langsung. Sehingga secara perlahan nanti kami akan rekomposisi aset yang ada untuk meminimalisir risiko pasar yang terjadi seperti saat ini," ujar Anggoro pada Selasa (30/3/2021).

Menurutnya, strategi itu akan membuat bobot instrumen saham dan reksadana di portofolio JHT semakin mengecil. Namun, hal tersebut akan turut mengurangi dampak fluktuasi indeks harga saham gabungan (IHSG) terhadap dana BPJS Ketenagakerjaan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper