Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sekian Lama Merugi, Bank Jago (ARTO) Target Cetak Laba Rp50 Miliar 2021

Berdasarkan catatan Bisnis, setidaknya rugi dialami perseroan sejak 2015. Bank Jago menutup 2020 dengan kerugian Rp190 miliar, lebih rendah dari yang diperkirakan perseroan semula.
Karyawan beraktivitas di kantor cabang Bank Jago di Jakarta, Senin (29/3/2021). Bisnis/Abdurachman
Karyawan beraktivitas di kantor cabang Bank Jago di Jakarta, Senin (29/3/2021). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Jago Tbk. memasang target perolehan laba bersih sebesar Rp50 miliar pada 2021, setelah sekian lama membukukan rugi bersih.

Berdasarkan catatan Bisnis, setidaknya rugi dialami perseroan sejak 2015. Dan Bank Jago menutup 2020 dengan kerugian Rp190 miliar, lebih rendah dari yang diperkirakan perseroan semula. Kerugian tersebut disebabkan biaya operasional yang meningkat akibat investasi teknologi.

Dikutip dari laporan tahunan Bank Jago 2020 yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia, Kamis (15/4/2021), manajemen perseroan menjelaskan Bank Jago membukukan pertumbuhan pinjaman yang signifikan sehingga pendapatan operasional meningkat lima kali lipat menjadi Rp76 miliar.

Namun, biaya operasional juga naik lima kali lipat menjadi Rp238 miliar seiring dengan investasi teknologi. Jika komponen biaya operasional teknologi dan sumber daya manusia tidak diperhitungkan, perseroan mencatat laba sebesar Rp4 miliar.

Sementara itu, untuk tahun 2021, Bank menargetkan pertumbuhan aset sebesar 190% dari posisi per akhir 2020. Target itu akan ditunjang oleh pertumbuhan kredit dan pembiayaan (syariah) hingga 259% dan dana pihak ketiga hingga 138%, serta laba bersih Rp50 miliar.

Bank juga menargetkan penambahan ekuitas secara signifikan melalui rights issue di kuartal I 2021 hingga membentuk sekitar dua pertiga dari total aset per akhir 2021, sehingga ROE dapat mencapai lebih dari 1%.

Target tersebut dipasang dengan asumsi situasi ekonomi yang masih menghadapi tantangan berat dari pandemi Covid-19 dan mempertimbangkan sejumlah strategi.

Pada tahun ini, Bank Jago menyatakan telah siap untuk tumbuh dengan model bisnis baru yang sepenuhnya digital dan berbasis teknologi. Segmen pasar yang akan menjadi target utama Bank pada tahun ini adalah segmen middle-income dan mass-market, yang melayani nasabah micro, small, and medium enterprises (MSME) dan ritel (consumer) baik secara konvensional maupun syariah.

Seiring dengan langkah Bank Jago mempersiapkan layanan untuk segmen consumer pada 2021, perseroan juga terus melanjutkan pengembangan layanan untuk segmen MSME dan layanan untuk segmen syariah. Bank akan melanjutkan pengembangan aplikasi digital banking Jago dengan memperluas fitur serta layanan yang disediakan sehingga semakin memperkaya pengalaman para nasabah dalam melakukan transaksi perbankan melalui aplikasi tersebut.

Untuk dapat memberikan layanan yang lebih bernilai bagi para nasabahnya, Bank Jago berencana akan meningkatkan statusnya menjadi bank devisa.

"Peningkatan status menjadi bank devisa diharapkan dapat memperkuat struktur pendanaan non-Rupiah yang memungkinkan pendanaan alternatif. Selain itu, Bank juga dapat memberikan layanan valuta asing bagi segmen consumer dan SME, terutama yang berkaitan dengan transaksi ekspor-impor."

Aspek kunci lain yang akan terus dikembangkan oleh Bank Jago adalah penguatan posisi Bank agar dapat lebih leluasa berekspansi sekaligus meningkatkan intensitas kerja sama dan sinergi dengan mitra ekosistem secara berkesinambungan. Kemitraan akan menjadi pendorong pertumbuhan jangka panjang Bank.

Investasi PT Dompet Karya Anak Bangsa (GoPay) pada Bank merupakan contoh peluang yang akan dimanfaatkan Bank untuk melipatgandakan pertumbuhan bisnisnya, dengan melakukan konsolidasi terhadap berbagai penawaran layanan dari kelompok usaha Gojek, serta memberikan akses kepada basis konsumen Gojek yang sangat besar dan berharga.

Selain membuka peluang penting, hal ini juga memberikan tantangan tersendiri bagi Bank agar dapat mengembangkan produk dan layanan menarik bagi calon nasabah potensial. Selain itu, Bank Jago tengah mengkaji berbagai langkah strategis lain untuk terus mengembangkan ekosistem digital dan memberikan pelayanan yang lebih menyeluruh kepada para nasabah.

Upaya yang juga krusial bagi Bank untuk memperkuat fondasi usahanya sebagai bank berbasis teknologi adalah penguatan manajemen risiko dan penyempurnaan praktik tata kelola perusahaan yang baik (GCG).

Bank akan melakukan implementasi berbagai perangkat manajemen risiko dan Anti-Fraud serta melakukan penyempurnaan dokumen dan kebijakan tata kelola yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan praktik terbaik di industri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Azizah Nur Alfi
Editor : Ropesta Sitorus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper