Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sinyal Positif, Penyaluran Kredit Perbankan pada Maret 2021 Mulai Tumbuh

Pada bulan sebelumnya yakni Februari 2021, penyaluran kredit tercatat Rp5.419,1 triliun, masih minus 1,13% secara ytd serta terkontraksi 2,15% secara year on year (yoy). Dengan demikian, pada periode Maret 2021, ada pertumbuhan sebesar 2,28% secara month to month.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memberikan keterangan melalui streaming di Jakarta, Rabu (29/4/2020). Dok. Bank Indonesia
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memberikan keterangan melalui streaming di Jakarta, Rabu (29/4/2020). Dok. Bank Indonesia

Bisnis.com, JAKARTA - Pertumbuhan kredit secara year-to-date mulai tercatat positif pada akhir kuartal pertama tahun ini. Hal ini justru menunjukkan penyaluran kredit perbankan pada masa pemulihan ekonomi masih berjalan.

Adapun, Bank Indonesia mengumumkan pertumbuhan kredit per Maret 2021 terkontraksi 4,13% secara year on year (yoy). Jumlah penyaluran kredit per Maret 2021 berada di kisaran Rp5.542,78 triliun, atau lebih tinggi 1,11% secara year-to-date (ytd) dari Rp5.481,56 triliun pada akhir Desember 2020.

Sementara itu, pada bulan sebelumnya yakni Februari 2021, penyaluran kredit tercatat Rp5.419,1 triliun, masih minus 1,13% secara ytd serta terkontraksi 2,15% secara year on year (yoy). Dengan demikian, pada periode Maret 2021, ada pertumbuhan sebesar 2,28% secara month to month. 

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan stabilitas sistem keuangan masih sangat terjaga. Likuiditas pun tergolong sangat longgar didukung dengan rasio kredit bermasalah yang masih rendah.

Namun, kinerja fungsi intermediasi perbankan masih perlu didorong kembali karena tren kontraksi justru semakin dalam. "Dengan likuiditas longgar, kredit justru masih kontraksi, yakni 4,13% secar tahunan pada Maret 2021," katanya.

Sehubungan dengan hal itu, Perry menuturkan upaya penguatan masih harus dilakukan untuk menjaga optimisme dan mengatasi permaslahan permintaan dan penawaran kredit dari perbankan ke dunia usaha.

Dalam kaitan ini, BI pun terus menempuh kebijakan makro prudensial akomodiatif dengan rasio countercyclical capital buffer, serta penyagga likuiditas makro prudesial.

"Kami juga terus mempekuat transparansi SBDK perbankan, dan koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait untuk melanjutkan transmisi kebijakan moneter ke suku bunga kredit dan peningkatan kredit dan pembiayaan ke dunia usaha," imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : M. Richard
Editor : Ropesta Sitorus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper