Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

E-Commerce dan Digitalisasi Pembiayaan jadi Kunci Industri Halal Indonesia

Peningkatan konsumsi produk halal dalam negeri melalui ekonomi digital dapat dilakukan melalui pengembangan pasar halal dan sistem pembayaran syariah.
Ilustrasi produk halal./Reuters-Darren Staples
Ilustrasi produk halal./Reuters-Darren Staples

Bisnis.com, JAKARTA - Indonesia harus memanfaatkan potensi industri halal global yang sedang menjadi salah satu pasar dengan pertumbuhan tercepat di dunia dengan ekonomi triliunan dolar yang didorong oleh peningkatan populasi 1,9 miliar muslim di seluruh dunia.

Shirley Santoso, Presiden Direktur dan Mitra konsultan manajemen global Kearney Indonesia, menilai bahwa sebagai negara mayoritas muslim terbesar, Indonesia menyumbang sebagian besar industri halal Asia Tenggara dan konsumen produk halal terbesar.

Namun demikian, Indonesia tampak belum mampu memenuhi potensi optimal industri halal. Padahal, simbol halal dalam konteks ini menjadi tolak ukur baru keamanan dan kualitas produk.

"Untuk meningkatkan daya saing dan daya tahan dari persaingan yang semakin ketat, industri halal nasional dapat memanfaatkan ketahanan ekonomi digital Indonesia sebagai pendorong untuk melewati tantangan dan menangkap peluang," jelasnya, Selasa (11/5/2021).

Sebagai gambaran, Malaysia kini masih memimpin di peringkat teratas dalam Global Islamic Economy Indicator (GIEI), sementara Indonesia menempati urutan kesepuluh dari 15 negara besar yang disurvei dalam State of the Global Islamic Economy Report 2018 - 2019.

Singapura pun telah melakukan berbagai langkah dalam mengembangkan platform bisnis halal khusus dalam waktu dua tahun, menyatakannya sebagai platform halal 'tercanggih' di Asia Tenggara.

Perencanaan Ekonomi Islam Indonesia yang dirumuskan oleh Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional telah membahas peran penting penerapan teknologi Industri 4.0 untuk mendorong dan meningkatkan industri halal Indonesia, terutama di bidang makanan & minuman (F&B), keuangan, fashion, pariwisata, farmasi, dan kosmetik.

Indonesia adalah konsumen makanan halal terbesar dibandingkan dengan negara muslim lainnya, serta mengkonsumsi 10 persen produk halal dunia.

Strategi utamanya, memberdayakan masyarakat Indonesia yang sangat terhubung untuk meningkatkan literasi halal. Menurut survei oleh Kearney berjudul 'Unlocking the next wave of digital growth: beyond metropolitan Indonesia', 75 persen populasi Indonesia terhubung dengan internet.

"Dengan investasi digital di Indonesia lebih dari dua kali lipat pada tahun 2020, Covid-19 yang telah memacu inovasi dan percepatan adopsi digital, kami mengharapkan dua hingga tiga unicorn potensial dari layanan e-commerce, pinjaman, dan UKM muncul dalam lima tahun ke depan seiring dengan pertumbuhan kota tingkat 2 dan tingkat 3 - di mana terdapat 47 persen penduduk dan 46 persen dari sumber PDB nasional," tambahnya.

Menurutnya, menggunakan platform digital untuk mengedukasi tentang kekuatan ekonomi halal akan memotivasi komunitas muslim untuk menjalankan gaya hidup yang lebih halal, dan oleh karena itu, meningkatkan permintaan, pembelian, dan pembiayaan halal serta mendorong UKM untuk berorientasi halal di semua sektor.

Hemanth Peyyeti, Mitra dan Produk Konsumen Kearney Indonesia menekankan lebih lanjut bahwa peningkatan konsumsi produk halal dalam negeri melalui ekonomi digital dapat dilakukan melalui pengembangan pasar halal dan sistem pembayaran syariah.

E-commerce dapat mendukung pertumbuhan UKM halal dengan memfasilitasi pemasaran dan point of purchase secara online. Dalam fintech, sistem pembayaran syariah dapat digunakan untuk memfasilitasi masyarakat dalam menggunakan platform syariah untuk kebutuhan transaksional sehari-hari.

"Di Singapura, The Halal Angels Network telah bekerja sama dengan HalalNexus Singapura untuk mendukung pemerintah dan perusahaan lokal dalam pasar konsumen halal serta keuangan Islam. Untuk mendorong promosi ekosistem startup halal, kemitraan ini dirancang untuk fokus pada fintech halal, teknologi makanan halal, pariwisata halal, keuangan etis, dan teknologi di masa depan," jelasnya.

Dalam manufaktur halal, digitalisasi operasi pabrik dapat meningkatkan produksi secara signifikan untuk pasar lokal dan ekspor di berbagai sektor, mulai dari makanan dan minuman, hingga fashion dan kosmetik.

Digitalisasi juga penting untuk menghadirkan sistem ketelusuran yang efisien dan andal dalam verifikasi produk halal, mulai dari perolehan komponen bahan baku, proses produksi, hingga logistik dan distribusi produk.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper