Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Industri Asuransi Lebih Resisten Hadapi Pandemi Ketimbang Krisis 2008

Industri asuransi dan sektor keuangan lainnya relatif memiliki permodalan yang lebih kuat pada 2020 dibandingkan dengan 2008.
Karyawan beraktifitas di dekat deretan logo-logo perusahaan asuransi di Kantor Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) di Jakarta, Selasa (22/9/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha
Karyawan beraktifitas di dekat deretan logo-logo perusahaan asuransi di Kantor Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) di Jakarta, Selasa (22/9/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — Industri asuransi dinilai relatif mampu lebih bertahan menghadapi pandemi Covid-19 dibandingkan dengan krisis ekonomi 2008. Likuiditas asuransi dan industri keuangan relatif terjaga sepanjang 2020, saat pandemi menghantam Indonesia.

Hal tersebut disampaikan oleh Komisaris Utama Indonesia Financial Group (IFG) Fauzi Ichsan dalam Dialog Bisnis bertajuk “Menakar Prospek Industri Asuransi di Tengah Pandemi Covid-19”. Diskusi daring yang digelar oleh Bisnis Indonesia tersebut berlangsung hari ini, Jumat (21/5/2021).

Fauzi menjabarkan bahwa industri asuransi turut merasakan dampak yang besar dari pandemi Covid-19. Dia mengutip data International Association of Insurance Supervisors bahwa hampir seluruh lini bisnis asuransi—baik umum maupun jiwa— di Asia mengalami penurunan penerimaan premi.

Lini-lini bisnis yang mengalami penurunan premi adalah asuransi jiwa, asuransi gangguan bisnis, asuransi pembatalan acara, asuransi aviasi, dan asuransi rangka kapal. Sementara itu, asuransi kredit dan asuransi hipotek (mortgage) tidak mengalami pergerakan premi yang signifikan.

Hanya asuransi kesehatan yang mencatatkan kenaikan premi, beserta kenaikan klaimnya. Fauzi menjelaskan bahwa hal tersebut terjadi karena pandemi Covid-19 merupakan ancaman kesehatan, sehingga masyarakat mencari proteksi.

Dari sisi klaim, hampir seluruh lini bisnis tersebut mencatatkan kenaikan. Hanya asuransi hipotek, asuransi aviasi, dan asuransi rangka kapal yang mencatatkan penurunan.

"Meskipun begitu, dampak pandemi dan resesi ekonomi memang buruk bagi industri asuransi, tapi tidak seburuk saat krisis global 2008," ujar Fauzi pada Jumat (21/5/2021).

Menurutnya, industri asuransi dan sektor keuangan lainnya relatif memiliki permodalan yang lebih kuat pada 2020 dibandingkan dengan 2008. Salah satu faktornya karena stimulus moneter yang ada mampu memastikan terjaganya likuiditas.

"Stimulus fiskal pun, baik peningkatan belanja pemerintah maupun soft loans memperkecil dampak krisis ekonomi," ujarnya.

Nilai aset industri asuransi yang ada di pasar modal, seperti saham, reksa dana, dan obligasi memang sempat merosot pada kuartal I dan II tahun lalu. Namun, menurut Fauzi, mulai terdapat rebound pada kuartal IV/2020 dan tren itu berpotensi berlanjut pada tahun ini.

"Kalau dilihat tahun ini, pandemi Covid-19 membuat masyarakat semakin concious untuk membeli proteksi," ujar Fauzi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper