Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kinerja Perbankan Kuartal Kedua Diperkirakan Lebih Baik, Ini Indikatornya

Berdasarkan data Bank Indonesia, kredit perbankan per April 2021 tercatat Rp5.477,5 triliun, terpangkas 2,4 persen dibandingkan tahun lalu menjadi Rp 5.477,5 triliun.
Karyawan Bank Syariah Indonesia menunjukkan uang di KC Jakarta Hasanudin, Jakarta, Selasa (2/2/2021). Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawan Bank Syariah Indonesia menunjukkan uang di KC Jakarta Hasanudin, Jakarta, Selasa (2/2/2021). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA - Kinerja perbankan diperkirakan tetap lebih baik pada kuartal kedua tahun ini. Kinerja fungsi intermediasi akan lebih kinclong seiring dengan kecukupan likuiditas dan modal.

Berdasarkan data Bank Indonesia, kredit perbankan per April 2021 tercatat Rp5.477,5 triliun, terpangkas 2,4 persen dibandingkan tahun lalu menjadi Rp 5.477,5 triliun.

Kontraksi tersebut sudah membaik dibandingkan bulan Maret yang mencapai minus 3,7 persen. Penghimpunan dana pihak ketiga perbankan pun masih sangat baik. Dana masyarakat perbankan tercatat Rp6.558 triliun naik 11,5 persen.

Giro dan tabungan mempimpin pertumbuhan dengan capaian masing-masing 19,5 persen dan 12,8 persen secara tahunan. Simpanan berjangka hanya niak 6,1 persen secra tahunan.

Chief of Economist PT. Bank Syariah Indonesia Tbk. Banjaran Surya Indrastomo menyampaikan tren peningkatan kinerja perbankan kuartal kedua diproyeksikan terus membaik.

Tren peningkatan aset, dana pihak ketiga, kecukupan modal, dan kualitas pembiayaan secara industri di bulan-bulan sebelumnya.

"Memang pembiayaan tercatat masih terkontraksi. Namun, indikasi perbaikan dari leading indicator, seperti PMI, indeks konsumsi, mobilitas masyarakat, maupun transaksi elektronik, semakin meningkatkan kepercayaan akan tren perbaikan itu sendiri, yang secara otomatis akan diikuti dengan perbaikan pertumbuhan kredit," katanya, Minggu (30/5/2021).

Dia menyampaikan kuncinya perbaikan kinerja ekonomi termasuk perbankan tetap bergantung pada percepatan proses vaksinasi dan pembatasan sosial untuk meredam laju pertumbuhan kasus positif Covid-19.

Menurutnya, sentimen positif tetap harus dijaga, terutama dalam pengendalian kasus penyebaran virus pasca libur yang secara historikal selalu ada peningkatan.

"Apabila itu dapat dilakukan, stimulus fiskal akan memberikan efek multiplier yang lebih untuk membangkitkan mesin perekonomian," imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : M. Richard
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper