Bisnis.com, JAKARTA - Direktur Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran Bank Indonesia (BI) Fitria Irmi Triswati menyampaikan bahwa BI telah melakukan banyak kajian terkait dengan pengembangan Central Bank Digital Currencies (CBDC) atau yang disebut dengan rupiah digital.
“Kita juga sudah melakukan kajian, baik buruknya, tentunya ini masih pada tahap tersebut,” katanya dalam webinar, Kamis (29/7/2021).
Fitria menyampaikan, banyak yang menjadi pertimbangan dalam pengembangan mata uang digital tersebut, seperti dari sisi struktur, teknis, hingga mekanismenya.
“Tentu juga dampak terkait mekanismenya ke transmisi kebijakan, kemudian stabilitas sistem keuangan, itu harus kita pertimbangkan,” jelasnya.
Sebelumnya, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyampaikan pihaknya saat ini tengah mengkaji dan mempersiapkan tiga aspek penting dalam hal pengembangan CBDC.
Kajian tersebut dilakukan bersama dengan 7 bank sentral dunia lainnya. Aspek pertama, yaitu terkait dengan skema penerbitan mata uang digital.
Baca Juga
Kedua, yaitu terkait dengan persiapan infrastruktur rupiah digital yang terintegrasi dengan pasar uang secara nasional.
“Integrasi dari infrastruktur sistem pembayaran dan pasar uang menjadi salah satu prasrayat untuk penerbitan digital rupiah,” jelasnya.
Ketiga, yaitu terkait dengan pemilihan platform teknologi untuk rupiah digital. Kajian ketiga aspek tersebut kata Perry masih terus dilakukan bersama dengan 7 bank sentral lainnya maupun di bawah inisiasi Bank for International Settlements.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel