Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

OJK: Waspadai Potensi Serangan Siber dalam Transformasi Digital

Dalam era percepatan transformasi digital di sektor perbankan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengingatkan kepada para pelaku industri untuk mewaspadai risiko dari serangan siber.
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Heru Kristiyana (dalam layar) memberikan pemaparan dalam Banking Outlook 2021 secara webinar di Jakarta, Selasa (7/9/2021). Bisnis/Himawan L Nugraha
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Heru Kristiyana (dalam layar) memberikan pemaparan dalam Banking Outlook 2021 secara webinar di Jakarta, Selasa (7/9/2021). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA – Dalam era percepatan transformasi digital di sektor perbankan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengingatkan kepada para pelaku industri untuk mewaspadai risiko dari serangan siber.

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Heru Kristiyana mengatakan bahwa OJK saat ini mewaspadai beberapa potensi penyalahgunaan teknologi ini untuk keuntungan kelompok-kelompok tidak bertanggung jawab.

“Kami akan terus waspadai dan kami minta juga kepada bankir untuk memerhatikan digital bank run dan tentunya akan kami carikan jalan keluarnya,” ujar Heru dalam webinar Bisnis Indonesia Banking Outlook 2021, Selasa (7/9/2021).

OJK sempat menyebutkan bahwa selama pandemi Covid-19, satu dari empat serangan siber atau 25,3 persen terjadi di sektor jasa keuangan. 

Oleh karena itu, Heru mengatakan OJK akan terus mewaspadai potensi-potensi serangan siber, ataupun system failure dan digital blackout di sektor perbankan.

PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) memastikan akan terus meningkatkan keamanan data para nasabah, sejalan dengan peningkatan transaksi digital perseroan selama pandemi.

Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja, mengatakan perseroan memprioritaskan keamanan data nasabah. BCA pun melakukan inovasi, seperti haloBCA Apps, serta menyiapkan belanja modal atau capital expenditure (Capex) teknologi informasi.

“BCA senantiasa mengutamakan keamanan dan kenyamanan bertransaksi nasabah, dengan terus meningkatkan sistem keamanan TI dan kualitas layanan perbankan lainnya,” ujarnya.

Menurutnya, upaya menciptakan ekosistem perbankan digital Indonesia secara aman dan nyaman membutuhkan kolaborasi antarpihak. Oleh sebab itu, keamanan bertransaksi digital merupakan tanggung jawab antara penyedia layanan perbankan dan penggunanya.

Pengembangan sistem keamanan TI BCA dilakukan dengan tujuan untuk melindungi keamanan data dan memastikan sistem TI selalu siap melayani transaksi nasabah, termasuk menangkal dan mengantisipasi cyber-crime serta potensi fraud.

BCA menerapkan strategi pengamanan mulai dari pengamanan jaringan, aplikasi, sistem komputer dan data. Semua pengamanan yang telah dilakukan bertujuan mengamankan data dengan konsep Data Loss Prevention (DLP).

Untuk memastikan keamanan transaksi, BCA juga menerapkan pengamanan tambahan berupa two factor authentication guna memastikan akses aplikasi dilakukan oleh orang yang tepat.

Perseroan juga mengedukasi nasabah untuk menjaga data pribadi, seperti tidak memberikan PIN, OTP, ataupun informasi rahasia kepada pihak yang tidak berkepentingan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dionisio Damara
Editor : Azizah Nur Alfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper