Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ada Moksa di Balik Senyum Lina

Pilihan layanan aplikasi digital yang lengkap akan mendorong perluasan pasar keuangan dan meningkatkan kenyamanan pengguna.
Nasabah berada di kantor Astra Credit Companies (ACC) Finance di Jakarta. Guna meningkatkan kenyamanan dan memudahkan, Astra memperkuat aplikasi Moxa untuk memberi layanan secara digital serta diproses 24 jam./Bisnis - Abdurachman
Nasabah berada di kantor Astra Credit Companies (ACC) Finance di Jakarta. Guna meningkatkan kenyamanan dan memudahkan, Astra memperkuat aplikasi Moxa untuk memberi layanan secara digital serta diproses 24 jam./Bisnis - Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA - Jari-jari Lina (36), dengan lincah mengisi data-data di aplikasi yang baru ditanam di ponsel pintarnya.  Setelah 2 tahun pindah ke rumah baru di bilangan Kabupaten Bekasi, dia membutuhkan asuransi perjalanan untuk seluruh anggota keluarga. Terlebih untuk dirinya sendiri yang akan mulai kembali bolak balik Jakarta. Masa kerja dari rumah berkurang  sudah.  

“Pilih asuransi ini karena  memberi ketenangan pikiran,” katanya sambil melirik untuk selanjutnya kembali menekuni layar ponselnya, Kamis (9/9/2021). 

Menurutnya, sejak pandemi Covid-19 merebak tahun lalu, aktivitas kantornya mengandalkan kerja dari rumah. Kondisi yang membuat dia dan keluarga memutuskan untuk pindah ke rumah sendiri di pinggir kota dibandingkan kontrakan di tengah Jakarta. 

Akan tetapi, seiring izin dari pemerintah melonggarkan kembali aktivitas masyarakat, maka kewajiban datang ke kantor sudah mulai diterapkan meski baru beberapa hari dalam sebulan. 

“Ini aplikasi Moxa, Astra punya, ngebantu banget,” katanya sambil menunjukkan layar ponsel dengan aplikasi berlogo X dengan warna cerah kepada Bisnis

Menurut Lina, dia memilih menggunakan aplikasi Moxa setelah dapat rekomendasi dari teman. Kebetulan temannya juga menggunakan asuransi dari Astra. Sedangkan kendaraannya sudah menggunakan asuransi dari perusahaan itu sehingga menambah keyakinan akan rekomendasi itu. 

Hadirnya Moxa rupanya tak hanya dimanfaatkan untuk mengakses layanan Asuransi. Pada 1 September 2021, aplikasi yang diluncurkan PT Sedaya Multi Investama (Astra FInancial) itu juga berkolaborasi dengan Bank Permata. Lewat kerjasama ini, pengguna bisa dengan mudah mengakses dan membuka tabungan di Permata lewat fitur Tabungan Permata MoxaKu.

Ogi (33) merupakan salah satu yang menerima manfaat. Dia mengunduh Moxa seiring rencana membuka tabungan khusus yang didedikasikan untuk persiapan lahiran istrinya yang tengah hamil 3 bulan dan nantinya untuk tabungan anaknya setelah lahir.  Sebelumnya, rencana itu sudah lama tertunda lantaran jam buka layanan kantor cabang bank yang masih terbatas serta aktivitasnya di pabrik kertas sering bertabrakan. 

Menurut Ogi, dia melihat informasi dari media sosial bahwa di Moxa bisa buka rekening di Permata Bank tanpa biaya admin dan gratis transfer. Karena dinilai sesuai, akhirnya ia tertarik mengunduh. 

“Proses buka rekening mudah dan tidak perlu datang ke kantor cabang,” ujarnya. 

Suparno Djasmin, Direktur ASII yang juga Director in Charge Astra Financial menyebutkan pihaknya menggarap serius keuangan digital. Setelah meluncurkan aplikasi Moxa pada Maret 2021 lalu, kini Astra bergerak untuk fokus menambah layanan dompet digital AstraPay yang diresmikan pada 15 September mendatang. 

Transformasi keuangan digital ini untuk menjawab perubahan zaman. Layanan yang diyakini memadukan kemudahan pelanggan atas ragam bisnis dalam grup Astra lewat Moxa dan AstraPay. 

Moxa bertindak sebagai supermarket bagi pelanggan untuk mengakses produk Astra. Mulai dari pembiayaan perjalanan untuk ibadah, pinjaman multiguna, pembiayaan elektronik hingga perabotan rumah tangga, pembiayaan untuk pendidikan hingga layanan asuransi dan investasi dari ekosistem Astra cukup di dalam ponsel. 

Ekosistem Moxa juga dikembangkan memenuhi kebutuhan nasabah Astra seperti sewa mobil dan bus, pembelian alat berat, layanan antar jemput ke bandara, test drive kendaraan hingga menjadi bagian dari setiap fase kehidupan pelanggan. 

"Moxa alternate channel produk keuangan untuk pelanggan, terdaftar sebagai [aplikasi] financial wealth hub di OJK," katanya. 

Melengkapi ekosistem Moxa, Astra juga melengkapi dengan dompet digital AstraPay yang semakin memudahkan pelanggan untuk bertransaksi. 

Suparno mengatakan sejak diluncurkan pada Maret 2021 lalu, pengguna Moxa tumbuh dengan signifikan yang mencapai 3,5 juta unduhan. Demikian juga dompet digital AstraPay yang baru diluncurkan secara resmi pekan depan telah menjangkau 2,2 juta pengguna. 

"Kami percaya ini bisa menjadi e-payment yang dipercaya dan menjadi smart wallet bagi pelanggan,” katanya lebih lanjut.

Selain itu, dalam kesempatan terpisah, dia mengatakan kerja sama Moxa dan PermataBank, melengkapi ekosistem digital Astra Financial yang senantiasa hadir di setiap fase kehidupan masyarakat.” 

Layanan Moxa dari Astra Financial./Istimewa.

Lewat kerjasama dengan Permata Bank, Astra ingin mendorong inklusi keuangan Indonesia dengan menyediakan akses layanan perbankan digital yang aman bagi masyarakat. 

“Kerja sama ini sejalan dengan visi Astra Financial untuk menjadi mitra keuangan bagi kesejahteraan masyarakat Indonesia,” ungkap Suparno  lagi. 

Sedangkan, Presiden Direktur Moxa Daniel Hartono menjelaskan fitur tabungan merupakan bagian dari rencana strategis Moxa menjadi platform terintegrasi. Dengan begitu nasabah tidak mendapatkan pelayanan kebutuhan pembiayaan dan asuransi, tetapi juga membantu para pengguna untuk memiliki tabungan hingga kartu debit. 

Menurut Daniel, Moxa memiliki makna filosofis yang menunjukkan ikhtiar  Astra mewujudkan kebebasan finansial bagi para pengguna. Kata Moxa itu sendiri diambil dari bahasa Sanskerta yaitu “Moksa” yang berarti kebebasan dari ikatan. 

“Berdasarkan dari arti kata tersebut, kami ingin pengguna merasakan bahwa Moxa hadir tidak hanya sebagai solusi untuk permasalahan finansial saat ini, tetapi juga turut serta dalam memenuhi tujuan keuangan sampai meraih kebebasan finansial,” ujar Daniel. 

Keberlanjutan

Djony Bunarto, Presiden Direktur Astra menekankan, dalam ragam portofolio bisnis baru ASII, prinsip-prinsip keberlanjutan dalam proses investasinya menjadi keharusan. Ini diharapkan membawa perusahaan tetap relevan di masa mendatang seiring penguatan nilai tersebut.

Dia menjelaskan digitalisasi telah dijalankan secara menyeluruh di 7 lini bisnis Astra. Perusahaan memiliki tiga fokus utama dalam transformasi ini yaitu pertama, modernisasi keseluruhan model bisnis dan cara kerja. Tujuannya memperoleh tingkat efisiensi lebih baik, mendapatkan tingkat produktivitas lebih baik, serta mendapatkan pengalaman berinteraksi lebih baik bagi pelanggan.

Kedua, Astra menekankan adanya ekosistem. Perusahaan memiliki ekosistem offline yang sudah dibangun berpuluh-puluh tahun dan diintegrasikan ke dalam satu ekosistem digital yang baik.

"Dalam contoh ekosistem AstraPay telah bisa beroperasi dan ada MOXA merupakan wealth hub yang sudah diluncurkan, kalau dilihat ke belakang, ada seva.id kami luncurkan di awal, kemudian movic, ride hailing kami, ada juga cari parkir dan sebagainya," urainya.

Sedangkan ketiga, ASII menekankan pentingnya kolaborasi dalam pengembangan digitalisasi tersebut sehingga hasil maksimal dapat direngkuh.

Hingga Semester I/2021, ASII telah mengucurkan belanja modal Rp3,7 triliun dari anggaran Rp11-Rp12 triliun. Belanja modal ini lebih tinggi dari realisasi Rp8 triliun pada tahun lalu.

"Rencana belanja modal ada Rp11 - Rp12 triliun, rencana tersebut di atas realisasi Rp8 triliun tahun lalu, sampai dengan Juni 2021 sekitar Rp3,7 triliun," jelasnya.

Dalam menata pengeluaran ini, ASII menetapkan disiplin tinggi seiring pandemi belum berakhir dan ketidakpastian masih membayangi. "Kami juga memastikan kedisiplinan pengelolaan finansial di grup Astra dan unit bisnisnya juga, penghematan biaya dan kembali melihat prioritas belanja modal," katanya.

Astra sendiri juga terus masuk ke berbagai sektor ekonomi baru dengan agresif. Tira Ardianti, Head of Investor Relations ASII menjelaskan sepanjang semester I/2021 saja, konglomerasi ini melakukan investasi sebesar US$40 juta atau sekitar Rp570,4 miliar terhadap dua perusahaan rintisan. Investasi ini melengkapi ekspansi besar-besaran yang telah dilakukan ASII sejak 2018 lalu di perusahaan startup yang kini telah bertransformasi menjadi dekacorn.   

Perusahaan yang mendapatkan injeksi pendanaan dari Astra hingga Juni 2021 ini adalah startup pertanian Sayurbox sebesar US$5 juta. Selanjutnya, ASII menyuntikkan US$35 juta kepada Halodoc, startup kesehatan yang didirikan generasi kedua Grup Menjangan Sakti (Mensa), Jonathan Sudharta.

"Kami telah memulai perjalanan dalam digitalisasi sejak beberapa tahun lalu, fokus digitalisasi diperkuat dan kami dorong terus," katanya.

Pengembangan keuangan digital yang saat ini marak dilakukan sejumlah lembaga baik perbankan dan nonperbankan mendapat dukungan penuh dari Bank Indonesia. Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan pertumbuhan positif sektor keuangan digital bisa berkontribusi dalam pemulihan ekonomi nasional. 

Menurut catatan BI, di tengah pandemi Covid-19 transaksi ekonomi dan keuangan digital baik e-commerce, uang elektronik dan perbankan digital justru terus meningkat. Hal ini membuat BI Outlook Ekonomi Keuangan Digital (EKD) tetap positif pada tahun 2021.

BI memproyeksikan di tahun 2021 transaksi e-commerce akan meningkat 33 persen mencapai 337 triliun. Demikian juga dengan penggunaan uang elektronik kami perkirakan juga mencapai 266 triliun atau meningkat sekitar 33 persen. Hal ini didorong meningkatnya preferensi dan ekspektasi masyarakat, kinerja e-commerce serta layanan pembayaran yang terus meluas, baik bank maupun fintech.

“Ini peluang-peluang untuk mendukung pemulihan ekonomi serta inklusi ekonomi dan keuangan,” kata Perry dalam Webinar beberapa waktu lalu. 

Selain itu, Perry juga menyebut potensi peningkatan ekonomi dan keuangan digital di 2021 akan mendorong peluang untuk mendorong usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Meski begitu ia mengingatkan akan pentingnya peningkatan keamanan untuk menghindari serangan siber dan kejahatan perbankan. 

Asisten Gubernur dan Kepala Departemen Sistem Pembayaran Filianingsih Hendarta mengatakan mengatakan dengan adanya pembatasan sosial, masyarakat yang sebelumnya tidak mengenal pembayaran digital, diminta belajar dan menggunakan pembayaran ini. Dengan adanya experience dan pengalaman penggunaan layanan keuangan digital akan membuat masyarakat nyaman sehingga meningkatkan preferensi penggunaan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Anggara Pernando

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper