Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kredit Korporasi Masih Terkoreksi hingga Juli 2021

Kontraksi kredit yang dicatatkan oleh segmen korporasi sebesar -2,23 persen yoy, sedangkan segmen UMKM, ritel, dan lainnya telah menunjukkan pertumbuhan.
Karyawan menata uang untuk pengisian ATM, di Cash Center PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI), Jakarta, Kamis (20/12/2018)./Bisnis-Abdullah Azzam
Karyawan menata uang untuk pengisian ATM, di Cash Center PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI), Jakarta, Kamis (20/12/2018)./Bisnis-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat penyaluran kredit ke segmen korporasi belum kembali tumbuh hingga akhir Juli 2021 jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu atau secara tahunan.

Kontraksi kredit yang dicatatkan oleh segmen ini sebesar -2,23 persen yoy, sedangkan segmen UMKM, ritel, dan lainnya telah menunjukkan pertumbuhan. Segmen UMKM tercatat naik 1,93 persen yoy, segmen ritel tumbuh 2,40 persen yoy, dan segmen lainnya naik 19,03 persen.

Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso mengatakan regulator melakukan monitoring terhadap 200 debitur besar setiap bulan. Menurutnya, ada beberapa perusahaan yang usahanya yang belum kembali normal.

"Terutama perusahaan yang terkait dengan mobilitas masyarakat," ujarnya dalam FGD secara daring pada Kamis (16/9/2021).

Dia menyebutkan, saat pandemi seperti sekarang ini konsumsi listrik untuk hotel dan pabrik menurun karena terkendala pembatasan aktivitas masyarakat demi menekan penyebaran Covid-19. Oleh karena itu, PLN pun juga menurunkan kebutuhan modal kerjanya disaat permintaan listrik turun.

"Permintaan kredit akan kembali kalau mobilitas dan permintaan masyarakat pulih," ujarnya.

Secara total, hingga Juli 2021, nilai kredit yang telah disalurkan perbankan senilai Rp5.563,7 triliun atau naik 0,50 persen secara tahunan atau year on year atau 1,83 persen secara year to date.

Kredit korporasi tercatat mendominasi penyaluran kredit dengan porsi sebesar 48,5 persen, yang diikuti oleh segmen ritel sebesar 48,5 persen, dan UMKM sebesar 19,8 persen.

Wimboh juga menyebutkan pertumbuhan kredit hingga bulan ketujuh tahun ini didukung oleh Bank BUMN dan BPD yang meningkat masing-masing sebesar 5,23 persen yoy dan 6,04 persen yoy.

"[Bank BUMN dan BPD] ini pertumbuhannya positif cukup lama karena bank BUMN merupakan penyalur KUR subsidi. BPD bisa tumbuh 6,04 yoy karena penyaluran kredit mayoritas ke ASN," ujarnya.

Jika kelompok Bank BUMN dan BPD membukukan pertumbuhan penyaluran kredit, bank umum swasta nasional terkoreksi -2,62 persen dan kantor cabang bank luar negeri -26,91 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper