Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Multifinance Andalkan Segmen Mobil Kelas Menengah. Ini Alasannya

Multifinance mengandalkan segmen mobil kelas menengah sebagai penyumbang outstanding, karena tren di kalangan menengah ke atas lebih memilih membayar penuh, atau berani membayar dengan uang muka (DP) tinggi.
Ilustrasi
Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA - Segmen mobil kelas menengah yang notabene mendapatkan insentif pajak barang mewah (PPnBM) ditanggung pemerintah 100 persen, menjadi penyelamat industri pembiayaan (multifinance).

Seperti diketahui, pemerintah kembali memperpanjang diskon PPnBM 100 persen untuk segmen ≤1.500 cc kategori sedan dan 4x2 dengan kandungan komponen dalam negeri paling sedikit 70 persen.

Selain itu, perpanjangan juga mencakup diskon PPnBM 50 persen untuk sedan atau station wagon, 1.500 cc hingga 2.500 cc, penggerak 4x2, dan memiliki local content 60 persen. Sementara diskon PPnBM 25 persen berlaku untuk spesifikasi serupa, namun dengan sistem penggerak 4x4.

PT Mandiri Utama Finance (MUF)  menjadi salah satu perusahaan pembiayaan yang mengaku terselamatkan oleh perpanjangan PPnBM, terutama insentif 100 persen buat segmen mobil kelas menengah.

Direktur Utama MUF Stanley Setia Atmadja menjelaskan utamanya karena konsumen di segmen ini masih sensitif terhadap harga. Padahal, mereka yang signifikan 'masuk portofolio' dan menyumbang piutang pembiayaan buat multifinance.

"Segmen mobil yang relatif sensitif dengan penerapan diskon PPnBM dan mendorong pertumbuhan pembiayaan mobil MUF memang segmen di bawah Rp200 juta. Selain itu, memang benar, saat ini di pasar, segmen menengah ke atas justru lebih banyak yang menggunakan pembayaran cash dibandingkan melalui pembiayaan," ujarnya kepada Bisnis, Kamis (23/9/2021).

Direktur Utama PT BCA Finance Roni Haslim mengungkap hal serupa terkait masih dibutuhkannya insentif PPnBM 100 persen untuk konsumen kelas menengah di era new normal, terutama para peminat Multi Purpose Vehicle (MPV).

"Tipe-tipe mobil yang sedang banyak kami biayai, terutama tipe low MPV, seperti Ertiga, Brio, Calya, dan lain-lain. Semua tipe ini menikmati PPnBM, dan perpanjangan masa relaksasi ini juga pasti berdampak buat pembiayaan baru multifinance," ujarnya.

Adapun, perusahaan pembiayaan anak usaha PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) lain, yaitu PT Mandiri Tunas Finance (MTF), turut membenarkan adanya tren kalangan menengah ke atas lebih memilih membayar penuh, atau berani membayar uang muka (DP) tinggi.

Alhasil, industri pembiayaan pun mau tak mau harus mengandalkan permintaan di segmen MPV untuk mencapai target peningkatan pembiayaan baru sekaligus memperbaiki kinerja piutang pembiayaan.

"Tipe mobil yang dominan menyumbang outstanding di MTF trennya masih dipegang MPV, seperti data Gaikindo. Untuk mobil-mobil di segmen menengah ke atas, memang tampak ada beberapa tipe yang Credit Portion-nya berkurang, karena nasabah di segmen ini cenderung lebih berani melakukan pembeliannya melalui cash," ungkap Direktur Sales & Distribusi MTF William Francis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Aziz Rahardyan
Editor : Azizah Nur Alfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper