Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Laba Kuartal III/2021 Naik 43 Persen, Bank Mega Ungkap Faktor Pendorongnya

Pertumbuhan laba ditopang oleh pendapatan bunga bersih yang naik 25 persen secara tahunan (yoy) menjadi Rp3,71 triliun.
Karyawan melayani nasabah di salah satu kantor cabang Bank Mega di Jakarta, Rabu (11/11/2020). Bank Mega mampu mencatatkan pertumbuhan kinerja positif hingga akhir September 2020, laba sebelum pajak naik 27,7 persen menjadi Rp 2,2 triliun dari posisi tahun sebelumnya sebesar Rp 1,7 triliun. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan melayani nasabah di salah satu kantor cabang Bank Mega di Jakarta, Rabu (11/11/2020). Bank Mega mampu mencatatkan pertumbuhan kinerja positif hingga akhir September 2020, laba sebelum pajak naik 27,7 persen menjadi Rp 2,2 triliun dari posisi tahun sebelumnya sebesar Rp 1,7 triliun. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Mega Tbk. mencatatkan pertumbuhan laba bersih sebesar 43 persen secara tahunan atau dari Rp1,76 triliun menjadi Rp2,53 triliun per kuartal III/2021. 

Sementara itu, laba sebelum pajak naik sebesar 42 persen secara tahunan (yoy) menjadi Rp3,14 triliun dibandingkan pencapaian periode yang sama tahun lalu, Rp2,21 triliun.           

Direktur Utama Bank Mega Kostaman Thayib menjelaskan pertumbuhan laba ditopang oleh pendapatan bunga bersih yang naik 25 persen secara tahunan (yoy) menjadi Rp3,71 triliun. Adapun perolehan pada periode yang sama tahun lalu sebesar Rp2,97 persen.

Kontributor lainnya adalah tumbuhnya fee based income sebesar 6 persen yoy, atau dari Rp1,64 triliun pada kuartal III/2020 menjadi Rp1,73 triliun pada tahun ini. Selain itu, penurunan biaya operasional bank sebesar 3 persen turut menyumbang kenaikan laba.

“Hal ini menunjukkan keberhasilan Bank Mega dalam menjalankan program efisiensi dan transformasi digital,” ujar Kostaman dalam keterangan resmi perseroan, Jumat (29/10/2021).

Pada September 2021, total aset Bank Mega sepanjang tahun berjalan (year-to-date/ytd) mencapai Rp119,77 triliun. Jumlah ini naik 7 persen jika dikomparasikan dengan posisi Desember 2020 yang membukukan aset Rp112,20 triliun.

Penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) tercatat naik 8 persen secara ytd menjadi Rp85,83 triliun. Raihan ini dikontribusi oleh tabungan dan deposito, yang masing-masing membukukan peningkatan sebesar 11 persen serta 10 persen.

Seiring dengan pulihnya perekonomian Indonesia, Bank Mega juga mampu meningkatkan penyaluran kredit sebesar 11 persen ytd menjadi Rp53,94 triliun. Kredit korporasi menjadi penopang pertumbuhan ini dengan raihan Rp32,74 triliun atau tumbuh 25 persen ytd.

Di sisi lain, efisiensi operasional lewat inovasi digital dan otomasi membuat rasio Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), turun 60,09 persen. Capaian ini membaik jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, 70,98 persen.

Bank Mega juga berhasil mencatatkan perbaikan rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) pada kuartal III/2021 menjadi 28,20 persen dibandingkan dengan posisi yang sama tahun sebelumnya, yakni 26,01 persen. 

Adapun rasio pengembalian aset (return on asset/ROA) naik 3,66 persen dibandingkan posisi yang sama tahun sebelumnya, yakni 2,92 persen. Sementara itu, rasio ROE Bank Mega per September 2021 mencapai 20,21 persen, atau naik dari periode yang sama pada tahun lalu, yakni 15,67 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dionisio Damara
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper