Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Awas Penipuan Token Kripto Squid Game, Ini Cara Menghindarinya!

Investor rugi miliaran ruara untuk menghindarkan diri dari penipu di pasar aset mata uang kripto (cryptocurrency)
Ilustrasi token aset mata uang kripto/Freepik
Ilustrasi token aset mata uang kripto/Freepik

Bisnis.com, JAKARTA – Penipuan mata uang kripto kian membanjiri internet. Baru-baru ini, pasar mata uang kripto (cryptocurrency) digegerkan dengan aksi penipuan token Squid Game hingga miliaran rupiah. Simak cara menghindarinya!

Melansir dari Tech Times, penipuan kripto yang tumbuh seperti jamur di kala musim hujan sering kali menampilkan skema serupa. Karena itu, para investor atau pembeli sebenarnya dapat mengenali pola penipuan di pasar kripto.

Salah satu cara untuk menghindarkan diri dari penipu di pasar aset mata uang kripto atau cryptocurrency, yaitu dengan melihat ‘whitepaper’ kripto yang direncanakan untuk diinvestasikan. Melalui ‘whitepaper’ tersebut, investor dapat melihat gambaran umum dan detail luas tentang token digital.

Seperti halnya pada penipuan token Squid Game. Token kripto ini awalnya terinspirasi dari serial hit Netflix Korea Selatan. Meski demikian, Token Squid Game sebenarnya dipenuhi dengan banyak kesalahan tata bahasa. Pasalnya, pengembang atau developer koin Squid Game seperti tidak menggunakan pemeriksaan ejaan.

Meskipun pengembalian 1.000 persen persen yang dijamin dalam beberapa bulan terdengar sangat menjanjikan, hal itu justru menjadi salah satu tanda bahwa token kripto Squid justru dimaksudkan untuk menarik lebih banyak orang ke penipuan atau scam.

Perlu dicatat, cryptocurrency merupakan jenis investasi yang mudah berubah atau memiliki volatilitas tinggi. Dengan demikian, harga secara alami berfluktuasi, membuat pengembalian yang dijamin menjadi tidak mungkin.

Menurut Kaspersky dikutip dari Tech Times, berikut ini ada tiga skema penipuan token kriptp yang populer untuk memikat para korban.

1. Aplikasi Palsu

Penipuan kripto seringkali menggunakan aplikasi seluler palsu. Beberapa di antaranya bahkan berhasil masuk ke Google Play Store dan Apple App Store.

Dengan demikian, pengguna seluler harus memeriksa kesalahan ejaan dalam salinan aplikasi, serta inkonsistensi dan masalah pencitraan merek.

2. Pembaruan Sosial Media

Para penipu juga menggunakan media sosial untuk menyebarkan penipuan kripto. Bahkan, akun terverifikasi Elon Musk, Bill Gates, dan Jeff Bezos, berbagi penipuan kripto setelah peretas mengambil alih profil Twitter mereka.

Hal yang pertama kali harus diwaspadai adalah hadiah kripto gratis jika melakukan pembayaran awal. Jadi, hindari skema yang mirip dengan yang satu ini.

3. Situs Abal-abal

Sama seperti penipuan apa pun, skema kripto juga biasanya ditemukan di situs web palsu yang mencoba menyalin desain situs terkenal.

Cara terbaik untuk mengidentifikasi situs yang dikunjungi palsu atau bukan adalah dengan memeriksa ulang keakuratan domain. JugSelain itu, URL harus memamerkan "https" untuk membuktikan legitimasi dan keamanannya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper