Bisnis.com, JAKARTA – Susutnya modal inti dan membengkaknya kredit macet dalam setahun terakhir mendorong PT Bank KB Bukopin Tbk. (BBKP) menggagas rencana besar. Jelang tutup tahun, bank yang dikendalikan oleh Kookmin Bank asal Korea Selatan tersebut berencana menggalang dana tambahan lewat penerbitan saham baru dengan skema rights issue.
Sebagai perbandingan, pada 30 Juni 2020, modal inti tier 1 BBKP secara konsolidasi mencapai Rp7,8 triliun atau Rp7,06 triliun dihitung individual. Nilai ini susut menjadi Rp6,69 triliun secara konsolidasi dan menjadi Rp5,7 triliun secara individual.
Saat yang sama, rapor tengah tahun itu menunjukkan kredit bermasalah (NPL) gross mencapai 8,56 persen sedangkan NPL net 4,92 persen. Memburuk dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 5,25 persen dan 3,33 persen. Otoritas keuangan menetapkan, bank maksimal hanya memiliki kredit macet sebesar 5 persen. Kondisi di atas 5 persen akan membuat otoritas menilai bank dalam posisi kesulitan yang membahayakan kelangsungan usahanya.
Rasio ini akan menyusut seiring tambahan modal yang dilakukan oleh investor BBKP. Dalam dokumen prospektus yang dipublikasikan Selasa (9/11/2021), perseroan menargetkan penerbitan saham baru maksimal 35,21 miliar lembar. Menggunakan patokan harga pelaksanaan Rp200 per saham, jauh lebih murah dari harga terkini saham perseroan di bursa yang bertengger di auto rejection bawah pada jeda perdagangan hari ini Rabu (10/11/2021).
Dengan harga pelaksanaan ini BBKP berpotensi meraup dana segar maksimal Rp7,04 triliun.