Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Industri Perbankan 'Dipaksa' Bertransformasi, Citi Indonesia Ungkap Sebabnya

Pelaku industri dituntut harus terus melakukan adaptasi supaya bisa mengikuti laju perubahan yang ada di dunia.
Mobile banking/istimewa
Mobile banking/istimewa

Bisnis.com, JAKARTA – Citi Indonesia menyadari bahwa perbankan mengalami perubahan. Hal ini terlihat dari beberapa tren yang mendorong perubahan-perubahan yang terjadi di dunia.

Dalam perubahan yang terjadi di dunia ini, Citi Indonesia melihat setidaknya terdapat 3 faktor yang menjadi pendorong alasan bank harus terus berubah.

Pertama, teknologi. Kedua, perubahan perilaku masyarakat atau perilaku konsumen. Ketiga, regulasi. Di mana, ketiga faktor tersebut membutuhkan dua hal, yakni digitization dan digitalization.

Chief of Staff Citi Indonesia, Tandy Cahyadi menerangkan, digitization merupakan proses untuk merubah dari analog menjadi digital. Di sisi yang lain, digitalization merupakan penggunaan teknologi digital untuk mengubah suatu bisnis model dan menyediakan sumber pendapatan baru dan kesempatan yang bisa menambah nilai.

“Kedua hal ini [digitization dan digitalization] akan mendorong menuju transformasi digital. Jadi, dua hal ini yang kita perlukan untuk bisa dan masih menjadi relevan di masa depan,” kata Tandy dalam acara virtual Bisnis Indonesia Financial Outlook 2022, Rabu (24/11/2021).

Selain itu, Tandy melihat pandemi Covid-19 sangat mendorong tren adopsi digital yang ada di dunia, terutama di Asean.

Tandy mengatakan, pada 2025, tren digital akan semakin meningkat dan pengguna juga akan semakin banyak. Oleh karena itu, pelaku industri juga harus terus melakukan adaptasi supaya bisa mengikuti laju perubahan yang ada di dunia.

Tandy menuturkan, Indonesia memiliki potensi yang besar dalam hal ekosistem digital. Hal inilah yang harus mengubah cara pandang perbankan.

“Kalau dulu, bagaimana bank itu dapat berkompetisi dengan pelaku pasar teknologi. Tetapi sekarang, yang saya lihat adalah bagaimana caranya kita harus bisa bersaing dan bekerja sama pada saat yang sama,” ucapnya.

Menurut Tandy, persaingan dan kerja sama tidak dapat dihindari dalam ekosistem digital. Di mana, pelaku pasar akan berusaha melayani kebutuhan transaksi sehari hari-dari masyarakat Indonesia.

“Jadi, bagaimana caranya kita bisa terus melakukan atau mencapai tujuan tersebut sambil berkompetisi sambil bekerja sama itu yang saya lihat menjadi tren ke depannya untuk di Indonesia,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper