Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mandiri Tunas Finance Manfaatkan Digitalisasi buat Tekan Kredit Macet

Direktur Sales & Distribusi Mandiri Tunas Finance, William Francis menjelaskan perseroan masih selektif dalam menyalurkan kredit di era pandemi Covid-19 demi menekan tingkat NPF.
Karyawan melayani nasabah di Kantor Mandiri Tunas Finance, Jakarta, Jumat (25/9/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan melayani nasabah di Kantor Mandiri Tunas Finance, Jakarta, Jumat (25/9/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan pembiayaan PT Mandiri Tunas Finance (MTF) mengungkap bahwa pemanfaatan platform digital juga bisa berpengaruh buat kualitas portofolio pembiayaan.

Direktur Sales & Distribusi Mandiri Tunas Finance, William Francis menjelaskan pihaknya masih selektif dalam menyalurkan kredit di era pandemi Covid-19 demi menekan tingkat non-performing financing (NPF), yang tahun lalu sempat menembus 3 persen. 

Digitalisasi makin berpengaruh, karena debitur berkualitas yang bisa mengajukan pembiayaan di MTF didominasi mereka yang dekat dengan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) selaku induk usaha dan notabene sudah melek dengan platform digital. 

"Sekarang gross NPF di MTF sudah berada di 1,2 persen saja. Ada berbagai cara untuk menekan NPF, dan salah satunya itu memanfaatkan digitalisasi untuk menambah kanal pembayaran cicilan. Sehingga semakin memudahkan debitur," ujarnya, Minggu (5/12/2021). 

Sekadar informasi, MTF memang fokus ke debitur ritel di segmen pembiayaan mobil baru dari referral pihak dealer terkemuka atau merupakan nasabah Bank Mandiri. Begitu pula untuk debitur korporasi untuk pembiayaan mobil komersial dan alat berat, juga didominasi debitur eksisting dan nasabah corporate referral Bank Mandiri. 

MTF memahami bahwa pandemi Covid-19 memperbesar kebutuhan masyarakat melakukan transaksi nontunai, digital, dan tanpa sentuhan fisik. Termasuk, dalam hal berinteraksi dengan lembaga pembiayaan. 

Oleh sebab itu, transformasi digital dari induk usaha lewat Super App bertajuk Livin' by Mandiri pun bakal turut berpengaruh bagi MTF, karena menjadi salah satu kanal pembayaran secara digital, di samping lewat ATM, e-commerce, e-wallet, pembayaran lewat cabang Bank Mandiri, serta payment point seperti minimarket, supermarket, Pegadaian, dan Kantor Pos. 

"Langkah lain untuk mengatasi NPF ada dari sisi komunikasi. Kami memberikan opsi pembayaran dengan discount denda untuk nasabah yang memilih untuk melakukan pelunasan. Kalau sudah tidak tertolong, kami akan melakukan negosiasi dengan nasabah untuk dilakukan lelang," tambahnya. 

Sekadar informasi, tahun ini MTF telah merealisasikan pembiayaan baru mencapai Rp16,3 triliun sampai akhir Oktober 2021. Tercatat hampir menyentuh capaian full year 2020 sebesar Rp16,74 triliun, walaupun masih jauh dari kinerja periode 2019 yang mampu menembus Rp28,78 triliun. 

Adapun, aset piutang pembiayaan MTF di kuartal III/2021 ini bertahan di Rp18,23 triliun. Pembiayaan mobil baru menyumbang 80 persen portofolio MTF, sisanya 20 persen disumbang dana tunai dan kredit atau sewa pembiayaan kendaraan operasional usaha atau alat berat. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper