Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Astra Life Catat Jumlah Tertanggung Tumbuh 7 Kali Lipat

Jumlah tertanggung PT Asuransi Jiwa Astra (Astra Life) tumbuh 7 kali lipat sejak berdiri pada 2014.
Gedung Astra Life/astralife.co.id
Gedung Astra Life/astralife.co.id

Bisnis.com, JAKARTA -- PT Asuransi Jiwa Astra (Astra Life) telah mencatatkan pertumbuhan jumlah tertanggung sebesar 7 kali lipat sejak berdiri pada 2014.

"Jumlah tertanggung ketika kami mulai 2014 itu 424.000, di kuartal III/2021 ini kami sudah 3,4 juta. Sudah meningkat 7 kali lipat," ujar Windawati Tjahjadi, Presiden Direktur Astra Life, Selasa (14/12/2021).

Selain itu, dia menyampaikan Astra Life juga mencatatkan pertumbuhan total aset hampir 6 kali lipat sejak berdiri. Hingga kuartal III/2021 ini, total aset Astra Life telah mencapai Rp6,9 triliun atau tumbuh 22 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Dari sisi pendapatan premi, perusahaan membukukan pendapatan premi bruto senilai Rp4 triliun sampai dengan kuartal III/2021. Realisasi ini tumbuh 58 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Menurut Windawati, pencapaian Astra Life tersebut tak lepas dari berbagai inovasi yang dilakukan oleh perusahaan.

"Sejak kami berdiri banyak sekali inovasi yang kami lakukan dan inisiatif berbasis digital dan mencari partner untuk mengembangkan jalur distribusi kami," katanya.

"Di tahun ini, kami banyak lakukan inisiatif berbasis digital, tidak hanya dari sisi akuisisi, distribusi saja, tapi pelayanan. Sisi distribusi kami punya dua jalur dominan digital, lewat milik Astra Life ilovelife.co.id dan partner kami di PermataBank lewat PermataMobile," imbuhnya.

Sementara itu, untuk tahun depan, Windawati berharap Astra Life dapat mempertahankan kinerja positif dan dapat memacu di atas rata-rata industri, baik dari sisi skala premi maupun total aset. Guna mengejar target 2022, perusahaan menyiapkan sejumlah strategi, mulai dari menjaga kualitas portofolio, mengakselerasi jalur distribusi digital dan bancassurance, serta mengembangkan kanal bisnis baru syariah.

"Akselerasi itu untuk mempercepat pertumbuhan. Kami berharap dapat menjaga pertumbuhan kami di atas rata-rata industri tahun depan," tutur Windawati.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper