Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

AAUI Ungkap Penyebab Kinerja Asuransi Kredit Masih Loyo

Hingga kuartal III/2021, AAUI mencatat perolehan premi asuransi kredit mengalami kontraksi sebesar 12,2 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Karyawan melintasi logo-logo perusahaan asuransi di Kantor Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI), Jakarta, Selasa (11/02/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan melintasi logo-logo perusahaan asuransi di Kantor Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI), Jakarta, Selasa (11/02/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA -- Ketua Umum Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) Hastanto Sri Margi Widodo mengungkapkan penyebab kinerja asuransi kredit masih loyo sampai dengan kuartal III/2021.

Sampai dengan kuartal III/2021, AAUI mencatat perolehan premi asuransi kredit mengalami kontraksi sebesar 12,2 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Industri asuransi umum membukukan premi asuransi kredit senilai Rp8,49 triliun per kuartal III/2021 dari sebelumnya Rp9,67 triliun per kuartal III/2020.

Menurut Widodo, penurunan signifikan pada asuransi kredit disebabkan adanya perusahaan-perusahaan asuransi yang melakukan pembatalan atau pengembalian premi dari kewajiban jangka panjang.

"Ada penurunan yang signifikan di asuransi kredit. Secara makro ekonomi kredit sudah tumbuh, kenapa asuransi turun? Perlu dipahami [asuransi kredit] turun karena memang ada perusahaan-perusahaan asuransi melakukan pembatalan atau pengembalian premi. Kami punya banyak isu dari asuransi kredit itu adalah kecukupan premi asuransi kredit," ujar Widodo dalam sebuah webinar dikutip Minggu (26/12/2021).

Dia menuturkan, isu tersebut telah disuarakan AAUI sejak November 2020. Menurutnya, nilai premi mungkin tidak mencukupi karena adanya peningkatan rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) di masa pandemi.

"Dulu waktu kami jual dengan tingkat non performing loan sekitar di 2 persen, sekarang sudah naik sampai 3,9-4 persen dan kalau secara industrial sekarang 3,2 persen. Ini membuat ada kekurangan sekitar 1 persen terhadap seluruh portofolio dan ini akan menantang sekali melihat jumlah besarnya penjualan terhadap asuransi kredit yang sudah berjalan," jelasnya.

Belum lagi, lanjutnya, laporan Bank Dunia juga menunjukkan adanya peningkatan risiko kredit atau loan at risk dari 20 persen menjadi 22 persen dari total baku kredit.

AAUI mencatat klaim dibayar lini bisnis asuransi kredit sampai dengan kuartal III/2021 mencapai Rp3,79 triliun atau turun sebesar 36,7 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp5,98 triliun. Rasio klaim dibayar terhadap premi dicatat asuransi kredit per kuartal III/2021 berada di angka 44,6 persen, turun dari rasio klaim kuartal III/2020 yang mencapai 61,9 persen. Namun, angka klaim ini tidak merefleksikan portofolio kewajiban jangka panjang. Karakteristik asuransi kredit adalah periode pertanggungan jangka panjang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper